Populerkan Desa Wisata Dengan Medsos, Bisa Gerakkan Ekonomi Kreatif

Spread the love

SOLO, POSKITA.co– Para peserta bimbingan teknis seputar pemasaran pariwisata, diharapkan menggeliatkan pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah mereka.

Sekarang ini pemerintah juga tengah menggalakkan desa wisata, yang dinilai mampu menggerakkan sektor ekonomi dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat sekitar. Apalagi untuk mempromosikan suatu destinasi wisata bisa memanfaatkan media massa dan media sosial.

Hal ini diungkapkan Taufik Nurhidayat, Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), saat Bimbingan Teknis (Bimtek) Kemitraan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Asean, Australia dan Oseania, yang digelar di Hotel The Sunan Solo, Kamis (29/4). Kegiatan kerjasama Kemenparekraf dan Komisi X DPR RI dibuka Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti.

“Kalau di daerah ada potensi-potensi wisata, mereka bisa semakin tahu bagaimana menggerakkan potensi itu dan menjadi bahkan jadi destinasi wisata, termasuk penunjang seperti adanya homestay-homestay milik warga” kata Taufik. Menurut dia, setiap desa di Indonesia bisa menciptakan desa wisata, sesuai potensi dan local wisdom atau kearifan lokal mereka masing-masing. Misalkan kalau sebuah desa adalah desa pertanian, maka itulah potensi yang bisa dikembangkan dan digarap.

Di Kemenparekraf memiliki Deputi Sumberdaya dan Kelembagaan, yang memiliki program-program yang bisa meningkatkan kapasitas dan kemampuan sumberdaya manusia di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. “Kalau sebuah desa wisata ingin mendapatkan bimbingan peningkatan kapasitas dan kemampuan pengeloaan dan manajemen desa wisata yang bisa, bisa mengajukan proposal. Saat ini, desa wisata memang menjadi unggulan Kemenparekraf,” tegas Taufik.

Agustina Wilujeng mengatakan, memang sangat diharapkan tiap desa memiliki ikon. Khususnya yang menunjang pariwisata dan ekonomi kreatif. Karena itu, dirinya selaku pimpinan Komisi X selalu mendukung hal tersebut, termasuk di Kabupaten Sragen. Adanya sebuah event di daerah, seperti yang akan dilaksanakan di Sangiran, harus mampu membawa manfaat masyarakat setempat. Seperti ajang lari internasional Sangir Run, yang rencananya digelar di Situs Purba Sangiran. “Saya harapkan event Sangir Run nanti, untuk sebagian besar sumber daya yang ada di Sragen, harus diambil dari Sragen,” tegasnya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sragen Yusef Wahyudi menjelaskan saat ini di Sragen sudah ada 22 Desa Wisata. sedangkan empat diantaranya dinilai telah siap untuk mendatangkan para pengunjung. Diantaranya Krikilan, Kliwonan kecamatan Masaran, Pilangsari Kecamatan Gesi. Para penggerak wisata di desa setempat dilakukan pelatihan untuk membuat konten guna memperkenalkan desa wisata mereka.

“Dengan konten yang ada para penggerak wisata ini memperkenalkan desa wisata melalui media sosial,” katanya.
Banyak aplikasi gratis yang bisa diunduh guna mempercantik akun desa wisata, kata Yusef, tentunya semakin bagus dan lengkap sebuah akun semakin menarik minat untuk datang dan menjadi follower. Selain itu, juga harus punya riset untuk target pasar yang dibidik. “Jangan asal posting saja, tetapi harus tahu sasaran atau pangsa pasar yang kita tuju,” tandasnya. (Cartens)

Caption Foto:
Narasumber materi berpromosi di medsos di acara Bimtek Kemitraan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Asean, Australia dan Oseania, yang digelar di Hotel The Sunan Solo, Kamis (29/4).