Pentingnya AN untuk Mengukur Mutu Sekolah
Oleh: Marjito
Guru SDN 03 Jatiwarno, Jatipuro, Karanganyar
Setiap negara tentu saling berpacu dalam memajukan negaranya masing masing, beragam langkah, pendekatan, strategi telah diterapkan. Diantara deretan strategi tersebut tentu pendidikan menjadi strategi sekaligus komponen yang tidak bisa ditinggalkan.
Pendidikan merupakan sumber dari semua sumber kemajuan dari suatu bangsa. Berbicara tentang pendidikan tentu tidak lepas dari komponen yang bernama sekolah. Kwalitas pendidikan nasional sangat terkait erat dengan mutu sekolah.
Dewasa ini kita sering mendengar istilah RSBI/SBI yang semuanya merupakan usaha dalam hal menjaga sekaligus meningkatkan mutu satuan pendidikan atau sekolah. Walau memang tidak dipungkiri dipandang oleh sejumlah kalangan bahwasannya tujuan RSBI/SBI kurang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam pasal 3 UU Sisdiknas yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, inovatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Sementara itu RSBI/ SBI menurut beberapa pakar pendidikan cenderung berorientasi pada standar pendidikan yang dibuat oleh negara asing walau memang juga kita akui terdapat banyak hal hal yang positif di dalanya.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut tentu menjadi suatu keharusan adanya tindakan atau program dalam mengukur mutu sekolah, karena sekolah adalah garda terdepan dalam mengusung misi pendidikan nasional tersebut. Asesmen Nasional (AN) merupakan program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Untuk mendapatkan gambaran mutu sekolah tersebut Asesmen Nasional mengunakan tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) bertujuan untuk mengukur kompetensi mendasar literasi membaca, menulis dan numerasi siswa. Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Kompetensi Numerasi adalah kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, prilaku, serta disposisi yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan angka (matematika) dalam cakupan dan situasi yang lebih luas. Kompetensi Numerasi memungkinkan siswa untuk mengenali dan memahami peran matematika di dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.
Karakter berasal dari Bahasa Latin Charakter yang memiliki makna, watak, tabiat, budhi pekerti, sifat sifat kejiwaan dan ahlak. Secara lebih luas karakter secara terminology dapat diartikan sebagai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan juga kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma norma yang berlaku. Berdasarkan uuraian di atas maka dapt di pahami jika survei karakter bertujuan untuk mengukur nilai sikap, keyakinan , dan kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa.
Sementara itu lingkungan belajar juga merupakan factor penting dalam proses pembelajaran, sebab kita tahu jika lingkungan merupakan bagian dari manusia (peserta didik) untuk hidup dan berinteraksi satu sama lain. Maka dapat kita pahami jika lingkungan belajar adalah semua kondisi yang mempengaruhi tingkah laku peserta didik dan tentu juga guru yang terlibat dalam proses pembelajaran di sekolah, walau secara lebih luas menurut banyak pakar yang menyatakan bahwa lingkungan belajar mencakup aspek keluarga, sekolah, dan tentu juga masyarakat. Dalam Asesmen Nasional survei lingkungan belajar bertujuan untuk yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di dalam kelas maupun di lingkup sekolahan, walau tentu juga aspek keluarga dan masyarakat juga menjadi factor penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan.
Asesmen nsional dengan tiga instrumen utama, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar diharapkan mampu menghasilkan informasi penting serta akurat. Informasi penting dan akurat tersebut seperti perkembangan mutu sekolah dari waktu ke waktu, kesenjangan antar bagian dalam sistem pendidikan misalnya, kelompok sosial ekonomi, antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, dan tentu juga antar kelompok berdasarkan atribut tertentu.
Asesmen Nasional juga bertujuan untuk memberikan gambaran atas capaian dari tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa. Asesmen Nasional juga diharapkan mampu memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Tentu hasil asesmen nasional juga menjadi pijakan dan pertimbangan pemerintah untuk menyusun kebijakan kedepan dalam upaya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan supaya mampu mendorong serta meraih kemajuan bangsa dan negara.
Editor: cosmas