Christina Irnawati: Rumahku, Sekolahku

Spread the love

SOLO, POSKITA.CO – Pembelajaran di rumah harus diciptakan serasa di sekolah. Motivasi diri (self motivation) harus muncul dari diri siswa sehingga saat belajar di rumah merasakan “Rumahku Sekolahku”.
Hal ini dikatakan Christina Irnawati, SPsi MPsi, psikolog, di SMP Marsudirini St Theresia Surakarta, Senin (22/03/2021), dalam rangka pembinaan karakter untuk siswa-siswi SMP setempat, yang dilaksankaan secara online.

Febrina, moderator

Christina memberikan trik-trik agar siswa menjadi orang yang mandiri, jujur, bertanggung jawab, dan disiplin. Menurutnya, orang-orang yang sudah sukses mengawali dengan melakukan hal-hal yang kecil secara disiplin terlebih dahulu.
“Kalau siswa belum bisa melaksanakan hal-hal kecil, seperti meletakkan sepatu, pakaian, di tempatnya, bagaimana harus melakukan hal-hal besar. Sukses dimulai dari hal-hal kecil secara disiplin dan dari diri sendiri, bukan dari orang lain,” kata Christina.
Bagaimana caranya belajar di rumah sukses? Ciptakan suasana yang nyaman. Harus disiplin, ada pekerjaan langsung dikerjakan. Sebab, kondisi ini dialami semua orang, termasuk yang masih di bangku TK.
“Kalian sudah di bangku SMP, menginjak remaja, harus disiplin, kuat, memiliki motivasi yang tinggi. Tugas siswa itu belajar. Prestasi tidak harus menjadi juara ini itu, bisa disiplin itu sudah prestasi,” ucap Christina menyemangati siswa.
Siswa harus mau berubah. Berubah dimulai dari diri sendiri. Apalagi sekolah, lingkungan rumah, sudah menyuport siswa untuk berubah menjadi lebih baik. Sekolah sudah menstimulus agar siswa berubah menjadi lebih baik. Mau berubah atau tidak, tergantung siswa sendiri.
Bagaimana meningkatkan motivasi diri? Motivasi adalah daya dorong psikologis yang menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Semua itu dilakukan terus menerus, ada perubahan, menjadi kuat, menjadi perilaku. Motivasi dalam diri akan kuat jika didukung motivasi dari luar diri.
Ketika ada tugas sekolah harus segera dikerjakan. Kejujuran itu penting. Kalau siswa bohong, yang dibohongi bukan pendidik atau orangtua, tetapi diri sendiri. Maka, persiapkan sejak sekarang untuk selalu jujur.
“Istirahatkan pikiran, suatu kali tanpa handphone, tanpa gadged. Kurangi bermain game di hp. Istirahatkan pikiran untuk melakukan aktivitas yang lain. Bisa berolahraga, menyiram bunga, melukis, bermain musik. Hal ini untuk menyeimbangkan pola kehidupan,” ujar Christina.
Siswa harus memikirkan menjadi pribadi diri sendiri, bukan orang lain. Diceritakan Christina, saat membuka instagram, banyak pelajar yang lebih mengenal Sule, mengenal Atta Halilintar. Tetapi, mereka tidak mengenal Gus Dur, tidak kenal BJ Habibie, dan tokoh bangsa lain yang berjuang demi neger tercinta.
“Kita harus mencontoh para pahlawan Indonesia, siapapun mereka. Kalau tidak ada RA Kartini, tidak ada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Mari, jadikan role model para pahlawan untuk diri kita. Bukan role model dari media medsos, dari virtual. Mari jadikan role model tokoh tokoh hebat dalam diri kita,” kata Christina.
Jangan sampai ada anggapan, 5 persen untuk belajar, 95 persen untuk bermain atau berselancar di medsos seperti lewat tiktok, youtube, instagram, dan lainnya.
“Maka, lakukanlah belajar dengan senang, dengan bahagia. Seperti kalian merasa senang kalau mau main tiktok, main game. Buatlah suasana seperti itu, belajar menjadi senang dan bahagia,” ujar Christina.
Ada anggapan, kalau tampil di medsos bisa dilihat banyak orang, membanggakan?
“Berbanggalah menjadi diri sendiri,” kata Christina singkat.
Christina memberikan tips-tips sukses memotivasi diri sendiri. Ciptakan suasana bahagia. Tingkatkan motivasi diri. Mencintai diri sendiri. Memiliki efektivitas. Memiliki komitmen yang kuat terhadap tugas.
Siswa harus komitmen, disiplin, memenuhi tugasnya secara mandiri, tidak bergantung pada kedua orangtua yang juga bekerja untuk keluarga. Semua ini dimulai dari sekarang. Miliki teman bergaul yang memotivasi, bukan role model yang salah atau kurang pas.
Menurut Christina, siswa harus memiliki role model untuk masa depannya. Yang paling gampang, cari role model yang sudah memperjuangkan bangsa ini.
“Jangan lupa, siswa harus rajin membaca bacaan yang berkualitas. Siswa juga harus rajin berdoa, minta tolong kepada Tuhan,” ujar Christina acara yang digelar secara daring tersebut.
COSMAS