Kaya dengan Menabung ataukah Kaya dengan Investasi?

Spread the love

 

Oleh: Ghani Rahma Febrianti

Apakah menabung masih relevan di jaman sekarang ini? Bagaimana dengan investasi? Ada dua jenis penyimpanan uang yang tentunya tidak sama, yaitu menabung dan investasi. Keduanya sama-sama untuk menyimpan uang, tetapi mereka berbeda.

Pada umumnya, menabung adalah kegiatan penyimpanan uang untuk keperluan jangka pendek/short run. Sedangkan investasi adalah kegiatan menyimpan uang untuk kebutuhan jangka panjang/long run dan tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan lebih.

Pada masa kini, kesadaran untuk berinvestasi rupanya makin tumbuh di kalangan kaum generasi milenial. Tidak hanya kaum muda saja, tetapi investasi sudah merambah ke banyak kalangan. Tentunya kita sering ingin tahu, “Kenapa banyak orang suka berinvestasi sekarang?”

Jika investasi dulu hanya dilakukan oleh kalangan menengah ke atas, maka sekarang tidak lagi. Sebenarnya, apakah investasi itu? Bahasa mudahnya investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang lebih besar di masa depan.

Apa bukti banyaknya investor yang ada pada saat ini? Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 19 November 2020, jumlah investor pasar modal yang terdaftar mencapai 3,53 juta, dimana investor ekuitas mencapai 42,6%, atau 1,5 juta, dan sisanya adalah investor reksa dana dan obligasi.

Situasi tersebut menggambarkan pola perubahan dalam masyarakat modern yang mulai lebih menitikberatkan pada investasi/investment daripada menabung/saving. Memang, seiring pertumbuhan ekonomi, metafora “menabung pangkal kaya” menjadi kurang menarik bagi milenial. Analogi ini sepertinya tidak lagi berkaitan erat dengan kesejahteraan sosial.

Perlu kita ingat mengenai Depresi Besar (Great Depression) di dunia Barat pada tahun 1930. Great Depression adalah peristiwa paling menyakitkan yang melanda dunia di abad 20. Akibat kemunculan Revolusi Industri, standar hidup dunia barat mengalami kemajuan luar biasa di tahun 1920-an.

Ini adalah peristiwa yang tidak terduga. Karena depresi ini, akibatnya, hampir separuh bank bangkrut. Tingkat pengangguran telah meningkat lebih dari 25% dan harga saham anjlok.

Ilustrasi: Era pandemi Covid-19, budaya menabung tetap tinggi di kalangan masyarakat.

Keynes mengatakan, solusi pemerintah terhadap krisis tersebut adalah dengan meningkatkan belanja. Ini disebut Keynesian Demand Management (Brown, 1995). Dengan ditingkatkannya belanja negara, maka diharapkan masyarakat akan meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat, yang berdampak pada meningkatnya permintaan barang dan jasa.

Di sisi yang lain, tingkat investasi di dalam negeri juga perlahan ikut meningkat, dan di sisi lain tabungan bank negara akan kembali normal. Keynes juga mengatakan bahwa berinvestasi di sarana publik merupakan cara yang paling tepat untuk menghindari atau mengatasi krisis.

Konsep investasi juga sangat dekat dengan tingkat pengembalian (rate of return) dan risiko. Resiko tinggi, hasil yang diharapkan tinggi. Jika kita berinvestasi pada instrumen yang berisiko tinggi, kita juga harus mengharapkan agar instrumen tersebut memberikan keuntungan yang tinggi. Sebaliknya, jika kita berinvestasi pada instrumen yang berisiko rendah, maka jangan mengharapkan pengembalian yang tinggi.

Untuk itu, kita perlu menginvestasikan uang atau tabungan kita. Jika kita tidak menyukai risiko tinggi, kita bisa memulainya dengan deposito. Jika kita tertantang untuk risiko yang lebih tinggi misalnya, bisa kita pilih reksa dana pendapatan tetap.

Properti juga dapat digunakan sebagai alat investasi. Logam mulia seperti emas juga merupakan alat lindung nilai yang baik. Keuntungan utama berinvestasi emas adalah harga emas yang relatif stabil cukup untuk menahan perubahan inflasi yang tiba-tiba dan tentunya mudah untuk dijual atau dikonversikan menjadi uang.

Jika memiliki nyali lebih, kita juga bisa mencoba berinvestasi di saham. Sesuaikan jenis investasi sesuai dengan kepribadian yang kita punya sehingga kita akan enjoy menikmati proses investasi.

Jadi, sekarang mana yang Anda pilih? Tabungan? Ataukah Investasi? Pada dasarnya, semua masih relevan dan tergantung dari tujuan kita menyimpan uang. Jika ingin menyimpan untuk memenuhi berbagai kebutuhan jangka pendek dan bisa mendapatkan kembali uang yang telah ditabung setiap saat, pilihan yang tepat adalah menabung di bank atau koperasi.

Sedangkan, jika tujuan menyimpan uang atau jenis produk lainnya adalah untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang agar mendapatkan keuntungan yang lebih di kemudian hari, kita dapat mencoba menginvestasikan uang atau jenis produk lainnya.

*) Mahasiswa DIII Akuntansi PKN STAN Tangerang Selatan, Banten.