Aerostreet Launching Sepatu #LokalTakGentar
#Perang dengan Produk KW di Pasaran
SOLO (Poskita.co) – Meski di tengah pandemi covid-19, pabrik sepatu yang di produksi Desa Bentangan, Wonosari, Klaten justru makin laku di pasaran.
Hal itu terjadi karena proses pemasarannya berubah. Awalnya penjualan pakai sistem offline, setelah terjadi pandemi, penjualan sepatu merek Aerostreet beralih menggunakan sistem online.
Agar laris di pasar, berbagai brand baru dibuat, termasuk model kekinian yang digandrungi kaum milenial.
Masing-masing model memiliki pangsa pasar sendiri dengan segmen anak-anak muda. Salah satu brand lokal yang menyemarakkan pasar Indonesia yakni Aerostreet.
Owner Aerostreet, Aditya Caesarico, mengemukakan dalam waktu dekat, pabrik sepatunya akan merilis item terbaru yakni model sneaker.
Sepatu baru tersebut siap bersaing dengan merek lokal yang sudah ada di Indonesia. Sneaker buatan PT ADCO PAKIS MAS dengan katalog bertajuk Vulcanize Jhosse high dan low dibanderol dengan harga Rp 99.900. Berbahan kanvas 12 oz katun, dengan karet outsole berkualitas tinggi, sepatu sneaker ini diprediksi akan menggebrak pasar lokal.
Uniknya, Aerostreet menyisipkan gerakan mencintai produk dalam negeri dengan tagar #LokalTakGentar di insole, outsole, dan name tag.
Di Instagram @aerostreet, varian #LokalTakGentar menawarkan warna hitam, putih, kuning, biru nvay, dan merah maroon yang akan dirilis pada 29 Desember 2020. Namun untuk warna biru nvay sudah siap dipesan melalui sistem pesan online.
Rico, sapaan karib Aditya Caesarico menjelaskan, tagar tersebut sebagai salah satu bentuk aksi protes di industri sepatu. Dia mengungkapkan, ide munculnya #LokalTakGentar tersebut merupakan wujud perlawanan terhadap gempuran sepatu impor dengan harga tinggi namun tidak sesuai kualitas.
Selain itu, #LokalTakGentar tersebut juga salah satu gerakan mendukung sepatu produk dalam negeri untuk menjadi raja di negeri sendiri. “Sepatu #LokalTakGentar ini sebenarnya kan arah besarnya ke Aerostreet yakni sepatu semua kalangan masyarakat Indonesia. Harganya pun sama, yakni Rp 99.900, sangat terjangkau untuk segmen anak muda milenial,” terang Pengusaha Muda itu.
Perlawanan yang lainnya yakni head to head dengan produk asli tapi palsu (aspal) yang dikenal di pasaran yakni KW. Menurut Rico, produk KW merupakan sepatu yang diproduksi secara rumahan namun memiliki brand-brand global yang sudah terkenal.
“Untuk gempuran dari Tiongkok, saya tidak terlalu khawatir. Justru saya khawatir produk KW, dengan harga kisaran Rp 150 ribu dengan brand-brand global. Namun secara kualitas, produksi sepatu saya bisa diadu dengan produk KW tersebut,” tegasnya.
Tak hanya sebuah gerakan, Rico merepresentasikan #LokalTakGentar tersebut 100 persen merupakan bahan-bahan dari Indonesia, serta 1.400 pegawainya merupakan warga Indonesia yang berada di sekitar Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
“Untuk pengembangan produk, saya miliki tim sendiri dan selalu merespons perkembangan pasar, terutama di segmen anak-anak muda. Kami miliki kebijakan yakni dengan konsep sepatu satu harga. Semua sepatu yang diproduksi harganya sama, Rp 99.900 per pasang,” paparnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (21/12). (Ristanto)
Caption Foto:
PRODUK LOKAL – Karyawan Aerostreet sedang mengerjakan bahan dasar untuk diolah menjadi sepatu siap pakai di Pabrik Sepatu PT ADCO Pakis Mas di Desa Bentangan, Wonosari, Klaten, Senin (21/12). (Poskita.co/Ristanto)