Contextual Learning di Tengah Pandemi Covid 19
oleh: Purnomo Sidi MPd
SMK Negeri 1 Sukoharjo, Wonosobo
Apakah relevansi contextual learning dengan pembelajaran pada era pandemic Covid 19? Contextual learning pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupan (Komalasari, 2010).
Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga warga negara, siswa dan tenaga kerja (Trianto, 2009).
Dengan pembelajaran kontekstual siswa akan memiliki pembelajaran yang bermakna. Hal ini tidak terlepas dari prinsip pembelajaran kontekstual yang meliputi pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama, yaitu (1) konstruktivisme (constructivism), (2) bertanya (questioning), (3) inkuiri (inquiry), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) permodelan (modeling), (6) refleksi (reflection), dan (7) penilaian autentik (authentic assessment), Trianto (2009).
Pada masa belajar di rumah akibat covid 19 ini, siswa sepanjang hari berada sekitar rumah tinggalnya, sehingga lebih dekat dan menyatu dalam kehidupan masyarakat. Pada mata pelajaran ekonomi bisnis materi ketenagakerjaan, contextual learning menjadi sangat tepat.
Pandemi covid 19 membawa dampak buruk yang cukup signifikan pada sector ekonomi. Kebijakan social distancing dan physical distancing untuk memutus mata rantai covid 19, memaksa banyak perusahaan merumahkan karyawannya. Banyak instansi dan perusahaan menerapkan WFH (work from home), istilah yang tidak banyak dipakai pada era sebelum pandemic. Bahkan banyak karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja, banyak masyarakat usia kerja yang kehilangan matta pencaharianya.
Menurut data yang disampaikan Wakil Kadin bahwa warga yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi corona (Covid-19) bisa mencapai 15 juta jiwa (https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200501181726-92-499298/bukan-2-juta-kadin-sebut-korban-phk-akibat-corona-15-juta). Hal ini karena lesunya hampir semua sektor bisnis baik sektor formal maupun sektor informal. Kondisi ini memunculkan permasalahan tenaga kerja yang kompleks, tidak sekedar pengangguran tetapi juga permasalahan ekonomi dan permasahan social kompleks lainya.
Berbagai permasalahan ketenagakerjaan ini sangat lekat dengan kehidupan siswa. Korban PHK, dan banyaknya masyarakat yang kehilangan mata pencaharian merupakan bagian kehidupan siswa. Bahkan dimungkinkan, banyak orang tua/ keluarga siswa yang terdampak dari adanya pandemi covid 19 ini. Banyaknya program jaminan sosial seperti BLT, bantuan sembako baik dari pemerintah, CSR perusahaan maupun swadaya masyarakat menjadi topik hangat sebagai bagian upaya mengatasi permasalahan social akibat pandemic ini.
Kondisi ini dapat dimanfaatkan guru untuk pembelajaran siswa. Dengan penerapan pembelajaran daring guru dapat menerapkan skenario pembelajaran berbasis kehidupan nyata. Siswa dapat secara mandiri belajar permasalhan tenaga kerja dengan melakukan observasi dan interview terhadap masyarakat yang menerapkan WFH maupun warga yang terdampak pandemi. Siswa dapat melakukan observasi dan interview secara mandiri atau berpasangan. Tentunya siswa juaga tetap harus menerapkan protocol kesehatan, seperti memakai masker, tidak berjabat tangan atau mencuci tangan sebelum masuk rumah responden.
Contextual learning ini juga mendorong siswa untuk mampu berpikir kritis, menemukan konsep-konsep baru tentang aneka permasalahan ketenagakerjaan di lingkungan masyarakatya. Critical thinking sebagai keterampilan belajar abad 21 siswa akan terasah ketika siswa dengan rasa ingin tahu yang besar menggali informasi dari resonden. Siswa juga dapat secara kritis membandingkan materi yang ia pelajari denga kondisi nyata dalam masyarakat hasil temuannya. Dari hasil data temuan tersebut siswa dapat berlatih menberikan solusi mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menopang ekonomi di masa pandemi.
Siswa mengusulkan berbagai jenis usaha informal seperti pembuatan masker kain, pembuatan hand sanitizer dan berbagai jenis usaha makanan yang dipasarkan secara online. Bahkan beberapa siswa dapat mempraktekkan langung berbagai bisnis informal berbasis online yang mereka pasarkan melalui media sosial seperti facebook, instagram dan whatapps.
Contextual learning merupakan pembelajaran komprehensif yang mengembangkan potensi siswa pada tiga ranah belajar; (1) ranah kognitif, yang berorientasi pada kemampuan berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati; dan (3) ranah psikomotor yang berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka. Pada ranah kognitif siswa tidak hanyak mampu mencapai level analysis dan evaluasi, menilai dan membandingkan upaya apa yang sesuai untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan pada era pandemi, tetapi siswa mampu menciptakan ide (creat) dan mempraktikkan idenya untuk diri dan keluarganya. Foto ilustrasi: dictio.id
Editor: Cosmas