Gelar Kitab Suci dan Budaya Lintas Agama: Menanam Kerukunan, Menuai Perdamaian 

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Kota Solo dikenal memiliki beragam agama, suku hingga budaya. Wajar jika Solo dikenal sebagai masyarakat yang ramah, saling menghormati antar pemeluk agama, dan menjadi moncer hingga tingkat nasional.

“Saya berharap,  Pagelaran Kitab Suci dan Budaya Lintas Agama  ini semakin meneguhkan kota Solo sebagai kota yang toleran dan kaya akan budaya,” kata Wakil Wali Kota Surakarta A Purnomo kepada Poskita.co, di Balai Kota Surakarta, Minggu (6/10/2019).

Purnomo melanjutkan, Pagelaran Kitab Suci dan Budaya Lintas Agama tahun 2019 ini sebagai sarana untuk menyatukan perbedaan yang ada dan membangun iklim kondusif di tengah prinsip kebhinekaan bangsa Indonesia.

“Keberagaman umat beragama jika dikelola dengan baik berdasarkan prinsip saling menghargai dan menghormati akan mampu membuat sebuah pelangi kehidupan yang sangat indah. Namun sebaliknya jika tidak dikelola akan menjadi virus-virus ketidakharmonisan yang pada akhirnya akan membawa kehancuran sebuah peradaban bangsa dan masyarakat,” ujar Purnomo.

Pagelaran Kitab Suci dan Budaya Lintas Agama adalah sebagai salah satu media untuk mempersatukan umat beragama, karena kerukunan umat beragama adalah sebuah proses yang secara bertahap akan berlangsung secara kontinew artinya tidak dapat terjadi secara instan, sehingga terwujud kerukunan umat beragama yang sesungguhnya.

Ketua Panitia Rudiricus ES Dirgantara menyatakan Pagelaran Kitab Suci dan Budaya Lintas Agama  melibatkan  sekitar 1.500 orang. Adapun tema yang diangkat “Menanam Kerukunan Menuai Perdamaian di Tengah Krisis Lingkungan Hidup.” Acara dikemas dalam Pameran Kitab Suci, Sarasehan Lintas Agama dan pentas Gelaran Budaya/Pentas Kolosal Anak dan  Remaja perwakilan 3 Rayon Kevikepan Surakarta. Kegiatan ini digelar atas kerjasama Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK), Komisi Karya Misioner, dan Komisi Kitab Suci Kevikepan Surakarta.

Eleonora Ninik Rasianingsih, Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci memaparkan tujuan acara salah satunya untuk membangun tali silaturahmi diantara umat beragama,   menambah pengetahuan Kitab Suci agama/kepercayaan lain.

“Kita mempromosikan nilai-nilai persaudaraan, solidaritas semangat kebangsaan dan kegotongroyongan antar umat beragama pada generasi muda. Meneguhkan budaya cinta lingkungan sebagai bentuk rasa syukur terhadap karya penciptaan. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia yang harus dijunjung tinggi,” kata Rudiricus.

Sekretaris panitia, ferdinand Tri Junaedi menuturkan pluralitas keyakinan  harus diterima sebagai rasa syukur sehingga diperoleh sukacita bukan sebaliknya.

“Generasi muda harus memahami konsep dasar pluraslitas tersebut untuk bisa menerima perbedaan sebagai sumber kebaikan, menuju Indonesia yang bersatu,” ujar Tri Junaedi.

Saat perarakan, Kitab Suci Agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu dibawa putra putri Solo.   Moderator Komisi Karya Misioner, Rm  A Saptana Hadi  Pr turut hadir saat perarakan. Saat doa bersama dengan 5 agama dan aliran kepercayaan, doa dibawakan  Mantep Riyanto dari Agama Islam, V. Sektiono  dari  Majelis Agama Budha,  Dra Nukning Sri Rahayu dari  Agama Hindu Jawa Tengah, Agama Katolik Rm  Y Kristianto Pr,  Aliran Kepercayaan oleh Gress Raja,  dan perwakilan dari Agama Kristen dan Konghucu.

PENULIS: COSMAS/ARYADI