Hebat! Empat  Dalang Wayang Wahyu Meriahkan HUT SD Pangudi Luhur Surakarta

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Sekolah menjadi garda terdepan dalam turut melestarikan kesenian tradisi. Hal ini sudah dibuktikan SD Pangudi Luhur St Timotius Surakarta saat merayakan HUT ke-96 menggelar pentas Wayang Wahyu Ngajab Rahayu dengan Lakon Yusup Titah Piniji, dengan empat dalang.

 

Kru Wayang Wahyu          foto: Cosmas

Hebatnya lagi, para pengrawit dan kidung pujian dari siswa-siswi SD Pangudi Luhur dan alumni, dibantu guru dan wali murid.   Adapun keempat dalang Wayang Wahyu di antaranya Dwi Pradtya Deva Suryatmaja (kelas 2 SD Pangudiluhur), Pradhana Dendy Prakoesa (kelas II SMP, alumni SD Pangudiluhur), Lukas Prana Wisnu Aji dan   Seruni Widaningrum, keduanya Mahasiswa ISI Surakarta.  Salah satu dalang, Widaningrum memiliki saudara kembar bernama Seruni Widowati (ISI Surakarta), yang saat pentas  sebagai pengendang.

Kepala SD Pangudi Luhur, Agustinus Sunarya, menyatakan kagum dan bangga, dimana siswa-siswi SD Pangudi Luhur yang turut pentas kali ini tampil luar biasa.

“Pentas kali ini sebagai bentuk melestarikan seni tradisi. Saya kagum, mereka tampil seperti layaknya orang dewasa. Pentas Wayang Wahyu sebagai agenda tahunan, tahun sebelumnya menghadirkan dalang Romo A Handi S Pr,”  kata Agustinus Sunarya.

Agustinus Sunarya       foto: Cosmas
B. Subono          foto: ISTIMEWA

Saat ditanya tentang pentas Wayang Wahyu Yusup Titah Piniji, Blacius Subono, selaku penulis naskah, pelatih, komposer, sutradara, menyatakan harapannya agar Wayang Wahyu semakin diminati masyarakat luas.

“Pentas kali ini akan semakin memacu seniman agar bisa berkomunikasi melalui Wayang Wahyu. Agar menarik, seniman harus terus melakukan pembaharuan wayang, inovasi, menggunakan bahasa Indonesia, dan sebagainya.  Apalagi wayang ragam sangat banyak, ada wayang multimedia  dan semacamnya,” kata Subono.

Bruder I. Dalimin     foto: Cosmas

Soal anggapan sebagian masyarakat pentas wayang berbiaya mahal, Subono menyatakan itu relatif. Wayang bisa juga murah,  yang penting harus berusaha simpel, menarik, padat.

“Kami juga pernah pentas wayang dengan musik menggunakan rekaman, dan bisa jalan,” ucap Subono.

Salah satu dalang Wayang Wahyu, Seruni Widaningrum  menyatakan  bangga  bisa mendukung pentas Wayang Wahyu.

“Saya berharap Wayang Wahyu semakin dikenal generasi muda, dalang muda didukung untuk bisa pentas, dan Wayang Wahyu bisa mendunia,” kata Widaningrum.

Ketua Paguyuban Wayang Wahyu Ngajab Rahayu Yayasan Pangudi Luhur Cabang Surakarta, Bruder Ignatius Dalimin FIC , Wayang Wahyu sebagai bentuk pewartaan dari Kitab Suci.

“Saya berharap para siswa turut melestarikan seni tradisi lewat karawitan dan wayang,” kata Br Dalimin.

Sukses pentas Wayang Wahyu kali ini tak lepas juga dari dukungan berbagai pihak. Turut mendukung dan hadir dalang senior Wayang Wahyu di antaranya   Ibu Lucia Siti Aminah Subanto,  Ernest Udayana, Blacius Subono, Antonius Bambang Suwarno, Johanes Sujani Sabdaleksono.

J. Sujani Sabdaleksono

Johanes Sujani Sabdaleksono selaku ketua II Paguyuban Wayang Wahyu Ngajab Rahayu mengatakan Wayang Wahyu diciptakan pertama kali oleh Br. Timotius M Subrata FIC tahun 1960. Bentuk tokoh wayang saat itu menstilir dari bentuk gambar tokoh dalam Kitab Suci dipadukan dengan bentuk wayang purwa, mengangkat cerita yang bersumber dari Kitab Suci.

Dalam perkembangannya, A Bambang Suwarno, sebagai kreator  tokoh wayang dan  wanda wayang,  banyak dilahirkan tokoh-tokoh baru Wayang Wahyu menyesuaikan lakon yang disajikan. Dari segi pengembangan naskah lakon, tidak hanya disajikan dalam bahasa Jawa, tetapi naskah lakon juga disajikan dalam bahasa Indonesia agar mudah dipahami generasi muda.

COSMAS