BPN Klaim Suara Milenial Signifikan
SOLO, POSKITA.co – Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden Prabowo-Sandi mengklaim suara milenial semakin signifikan. Sosok Calon Wakil Presiden, Sandiaga Salahuddin Uno inilah menjadi senjata ampuh merebut sekitar 75 juta suara generasi milenial. Hal ini dikatakan Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional, Eddy Suparno, saat ditemui dalam kegiatannya di Kota Solo, Minggu (31/3).
“Sangat sulit apabila digambarkan dengan angka tapi jelas kami mengusung isu milenial sehingga jelas signifikan dalam memilih Prabowo dan Sandi,” kata Eddy yang juga selaku Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi.
Lebih lanjut, timnya terus melakukan evaluasi untuk meningkatkan suara generasi milenial. Menurutnya, suara generasi milenial merepresentasikan suara sebanyak 35 hingga 40 persen dari total seluruh pemilih. Generasi milenial sebanyak 75 juta yang memiliki kepedulian dan perhatian kepada bangsa tetapi belum tentu berpartisipasi dalam Pemilu apabila belum ada sesuatu hal yang menarik.
“Dengan itu kami menghadirkan isu-isu yang sangat penting dan berpengaruh kepada mereka. Kami berharap 75 juta suara milenial itu menjadi penentu dapat saling mengajak untuk memilih dan jangan sampai golput,” ujarnya.

Dia menegaskan jika nanti Prabowo dan Sandi terpilih menjadi presiden, akan ada konsep yang memerhatikan generasi milenial. Seperti bidang edukasi, pengembangan ekonomi berbasis teknologi akan dikembangkan. Seluruh teknologi sudah mumpuni saat ini, pemerintah tinggal memfasilitasi agar muncul ide-ide cemerlang dari generasi milenial itu.
“Prabowo dan Sandi mengusung autentik tanpa pencitraan yang mengakomodir kebutuhan milenial salah satunya lapangan pekerjaan. Milenial butuh dua hal, lapangan kerja dan enterpreneurship. Kalau yang butuh pekerjaan kami akomodir dengan rumah siap kerja kalau yang ingin berwirausaha melalui oke oce,” pungkas Dahnil, Juru Bicara BPB, Dahnil Azhar dalam kesempatan yang sama. (Agung Santoso)
Caption Foto:
Suasana Rakornas Generasi Milineal Indonesia yang diikuti ratusan pemuda selama dua hari di hotel Kota Solo, Jawa Tengah.