Ingin Jadi Pemimpin, Belajarlah Gus Dur
SOLO, POSKITA.co – Belajar tentang kebijakan Gusdur perlu dilakukan bila seorang ingin menjadi seorang pemimpin Indonesia selama lima tahun. Selama memimpin negara kalau Gus Dur banyak melakukan penyelesaian konflik di sejumlah daerah seperti di Papua dan Aceh. Hal ini disampaikan Inayah Wulandari Wahid
Putri bungsu Presiden Republik Indonesia ke-4, Abdurrahman Wahid, disela menghadiri bedah buku Gus Dur berjudul “Gus Dur Islam Nusantara dan Kewarganegaraan Bhinneka” di pondok pesantren (Ponpes) Al Muayyad Solo, Jumat (22/2).
“17 April itu akan Pemilu dan (ini) penting bagi siapa pun yang akan menjabat. Pendekatan yang dilakukan Gus Dur itu berbeda itu penting. Tidak hanya untuk masyarakat tetapi, juga untuk diri saya sendiri,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan kalau kebijakan yang diambil oleh ayahandanya perlu diketahui oleh generasi penerus. Terutama, sewaktu menjabat sebagai presiden dalam mengambil sebuah kebijakan. Inayah menyampaikan, saat Gus Dur menjabat sebagai presiden Indonesia masih dalam masa peralihan dari pemerintahan lama dan berpindah ke pemerintahan baru.
“Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Gus Dur adalah menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di Papua dan Aceh tanpa ada kekerasan,” terang Inayah.
Inayah Wulandari Wahid menilai buku yang ditulis oleh Ahmad Syuhaedi ini menurutnya dapat menjadi pelajaran mengenai sosok Gus Dur. Inayah mengingat saat ada persoalan Papua dan Aceh, dirinya masih bersekolah sehingga kurang memahami jalan pikiran ayahnya waktu itu.
Selanjutnya, penulis buku Gus Dur Islam Nusantara dan Kewarganegaraan Bhinneka, Ahmad Syuhaedi menceritakan dalam buku ini Gus Dur patut menjadi contoh dalam berkewarganegaraan dan bernegara. Khususnya dalam penanganan persoalan saat Gusdur menjabat sebagai presiden RI yang ke-4. (Agung Santoso)
Caption Foto:
Bedah buku Gus Dur berjudul “Gus Dur Islam Nusantara dan Kewarganegaraan Bhinneka” di pondok pesantren (Ponpes) Al Muayyad Solo, Jumat (22/2).