Perangi Hoax Polisi Gandeng Para Santri
SRAGEN, POSKITA.co – Aparat kepolisian gandeng para ulama dan santri untuk memerangi berita Hoax yang menyebarkan kebohongan, fitnah maupun ujaran kebencian dinilai meresahkan masyarakat saat memasuki tahun politik. Mabes Polri turun langsung ke lapangan mendatangi 7 pondok pesantren (ponpes) di Sragen untuk mengajak para santri perangi berita bohong. Diantaranya di Ponpes An Najah, Gondang, Ponpes Walisongo, Karangmalang, Ponpes Al Mukmin, Sragen kota, Ponpes Nurul Huda Gondang.
Dihadapan ratusan santri, tim Mabes polri memberikan pengarahan dan mensosialisasikan bahaya berita Hoaks yang akhir – akhir ini banyak beredar di dunia maya. Pengasuh Ponpes An Najah KH. Minanul Azis mengatakan, pihaknya mengajak para santri memerangi berita Hoaks. Mengajak santri mendukung pemerintah dalam rangka menyukseskan pemilu 2019 serta siap menjaga keamanan dan ketertipan demi keutuhan NKRI. Menolak adanya pengunaan ujaran kebencian dan Hoaks maupun berita bohong serta fitnah dalam pilres 2019.
“Selain itu mendukung kepolisian Polri menjaga dan jamin rasa aman dan tentram bermasyarakat,” tandas KH Minanul Azis yang juha ketua MUI Sragen ini.
KH. Minanul Azis menjelaskan bahwa pihaknya sangat mendukung sekali
program kegiatan yang dilakukan oleh Mabes Polri. Dengan program tersebut para Santrinya bisa bertambah wawasan dan bisa membedakanbmana berita yang benar atau berita bohong Hoax.
“Kegiatan memerangi hoax ini sangat positif, agar para santri juga bisa hati-hati dalam mengunakan ponsel. Tapi kami sendiri sejak awal memang sudah melarang para santri dalam menjalani pendidikan di ponpes tidak boleh membawa ponsel. Tapi saya yakin kalo pulang ke rumah, anak-anak pasti juga akan mengunakan ponsel, tidak mengerti tentang pengunaan ponsel bisa bahaya,” ujar KH. Minanul Azis.
KH Minanul Azis juga berharap seluruh warga Sragen tetap rukun dan damai meskipun beda pilihan. Pihaknya juga sudah menyampaikan pada tokoh tokoh umat islam dan tokoh masyarakat bahwa pemilihan harus berjalan dengan baik, apapun pilihannya beda pilihan tidak masalah yang penting semua rukun demi kesatuan NKRI.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau sering di panggil Jokowi juga sempat menghadiri pengajian khataman Al Qur’an dan haul pondok pesantren An Najah, pertengahan tahun lalu. Dia menjelaskan penduduk saat ini diisi beragam suku dan bangsa yang menjadi anugerah yang harus disyukuri. Indonesia ada 714 suku sebagai keragaman dan kekayaan bangsa Indonesia.
“Mari kita jaga ukhwah Islamiah, kerukunan kita, jangan sampai pilihan bupati, walikota, Presiden, kita tidak saling sampa antar tetangga, antar kampung, antar teman,” beber orang nomor satu di Indonesia ini.
Menurut Presiden Jokowi, Indonesia butuh bersatu, karena tantangan besar yang ada mulai radikalisme, dan sebagainya. “Jangan kita mudahcuriga, mudah mencela orang lain, itu bukan budaya Indonesia dan Rasulullah tidak mengajarkan itu. Rasulullah mengajarkan berprasangka baik,” ujarnya. (Cartens)