Wisata Candi di Klaten Menjanjikan
KLATEN, POSKITA.co – Kabupaten Klaten yang berbatasan dengan Yogyakarta banyak mempunyai potensi wisata salah satunya candi. Maka dari itu wisata candi di Klaten masih sangat mungkin untuk terus dikembangkan. Misalnya Candi Sojiwan di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Candi Plaosan atau Candi Kembar di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Candi Merak di Kecamatan Karangnongko dan masih banyak lagi.
Candi Plaosan
Plaosan merupakan candi peninggalan Hindu dan Budha. Kolaborasi arsitektur khas kedua agama ini, menciptakan tampilan visual yang memukau. Pendirinya adalah Rakai Pikatan. Ia mempersembahkan bangunan ini untuk sang istri, Pramodawardhani. Kebenaran tersebut dibuktikan melalui sebuah prasasti mengenai sejarah Mataram kuno.
Candi Plaosan seperti dilansir www.tempatwisatabaru.com, terdiri dari Plaosan Lor dan Kidul. Letak keduanya dipisahkan jalan setapak. Di bagian depan bangunan ini ada sebuah teras, lokasi semedi dan selokan buatan. Masing-masing memiliki stupa, altar dan relief. Total stupa di kawasan ini sekitar 116 buah.
Jalan menuju Candi Plaosan sudah diaspal. Jaraknya tidak jauh dari Candi Prambanan. Namun, tidak ada moda transportasi umum yang mengantarkan ke kawasan tersebut. Jadi, Anda harus membawa kendaraan pribadi untuk mencapai lokasinya. Harga tiket masuk ke sana sekitar Rp 5.000 per orang. Jam operasionalnya setiap hari antara pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB.
Candi Merak
Pertama kali ditemukan pada tahun 1925, Candi Merak masih berupa reruntuhan di bawah pohon joho. Arca dan stupanya pun berserakan. Kemudian, mengalami pemugaran secara bertahap hingga tampilan visualnya seperti sekarang.
Candi peninggalan agama Hindu ini memiliki empat bagian, yaitu satu candi induk dan tiga perwara. Di dalamnya terdapat arca Ganesha, Durga dan Lingga Yoni. Uniknya, keempat bangunan tersebut posisinya berhadapan, di timur dan barat. Masing-masing tingginya sekitar 12 meter.
Jika Anda memulai perjalanan dari jalur Yogyakarta, Candi Merak mudah ditemukan. Pastikan menumpang transportasi umum yang mengarah ke Klaten. Setelah menjumpai kantor pemerintah daerah, carilah tugu adipura. Lalu, ambil jalan ke kiri yang menunjukkan arah Gunung Merapi.
Sekitar 30 menit, Anda akan tiba di lokasi Candi Merak. Sebelum masuk, pastikan membeli tiket. Harganya hanya Rp 1.000 per lembar. Kalau memerlukan pemandu wisata, biayanya ditambahkan menjadi Rp 11.000. Kawasan ini dibuka selama 24 jam. Jadi, pengunjung bisa datang kapan pun.
Candi Sojiwan
Salah satu keunikan Candi Sojiwan adalah 20 relief yang menceritakan Jataka dari Negara India. Jataka merupakan serangkaian cerita kehidupan Sidharta Gautama. Selain kisah tersebut, terdapat dongeng dunia binatang yang memberikan pelajaran moral. Beberapa contoh fabelnya, antara lain kera dan buaya, tentang persaingan antara garuda dan kura-kura, serta kecerdikan si kancil.
Candi Sojiwan berlokasi di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten. Letaknya hanya 2,9 km dari Prambanan sehingga bisa ditempuh selama 8 menit dengan berkendara. Jalan menuju ke sana cukup memadai dan dapat dilewati mobil. Uniknya, saat tiba di pintu masuk, Anda tidak dimintai uang tiket.
Kalaupun ada biaya tiket, pengunjung diperkenankan membayar seikhlasnya saja. Namun, Anda wajib mengisi buku tamu. Candi peninggalan agama Buddha ini dibuka setiap Senin-Minggu pada pukul 08.00-17.00 WIB.
Candi Sewu
Berada di sebelah utara Candi Prambanan, bangunan ini menjadi peninggalan agama Buddha terbesar kedua di Indonesia. Pembuatannya dimulai pada abad ke-8 oleh Rakai Panangkaran. Kemudian, Rakai Pikatan memugar bentuknya sebagai hadiah untuk Pramodawardhani. Hal ini membuktikan bahwa keharmonisan masyarakat Indonesia sudah tertanam sejak dahulu kala. Tak peduli apa pun latar belakang agamanya.
Candi Sewu memiliki 1 bagian utama, 8 pengapit, dan 240 perwara. Jadi, totalnya ada 249 bangunan. Daya tarik utamanya adalah rancangan candi. Kolaborasi antara agama Buddha dan Hindu sangat terlihat dari wujudnya.
Objek wisata Candi Sewu aksesnya cukup mudah. Kawasan ini berdekatan dengan Prambanan. Untuk menuju ke sana, Anda harus naik Trans Jogja yang rutenya ke Jalan Candi Sewu. Sampai di jalan tersebut, pengunjung mesti berjalan kaki atau menyewa ojek. Soal tarif tiket masuk ke area rekreasi, hanya Rp 5.000 per orang.
Candi Lumbung
Candi Lumbung berada di kompleks Prambanan. Bangunan ini adalah peninggalan agama Buddha. Terdapat 1 candi utama dan 16 perwara di halaman yang penuh dengan batu andesit. Sayangnya, bagian utamanya tinggal puing-puing. Bentuknya berupa poligon. Semua dinding candi dihiasi relief bergambar manusia.
Lokasi Candi Lumbung ada di pinggir jalan utama. Posisi ini mudah dicari dan ditemukan. Banyak kendaraan umum yang melintas di depannya, seperti Trans Jogja, Bus dan ojek. Tiket masuk ke sana hanya Rp 30.000 per orang. Itu pun sudah termasuk biaya wisata ke Candi Prambanan karena memiliki satu gerbang.
Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Candi Lumbung, yaitu pukul 06.00-17.00 WIB. Biasanya, tempat wisata ini dipadati pengunjung sekitar pukul 09.00 ke atas. Di hari libur, candi tetap beroperasi. Karena itu, tidak sedikit yang memilih kawasan ini sebagai destinasi liburan yang asyik.
Candi Bubrah
Bangunan bersejarah di Klaten memang tidak pernah habis. Setelah Prambanan, Lumbung, kini ada Candi Bubrah. Lokasinya berada di satu kompleks dengan Prambanan. Meskipun peninggalan agama Buddha, tak mengusik penganut Hindu yang sering melakukan ritual di kawasan tersebut.
Bentuk Candi Bubrah tak utuh sebagaimana Prambanan. Sisa-sisanya tinggal bagian kaki yang desainnya berantakan. Kalau diukur, tingginya sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Diperkirakan umurnya telah mencapai puluhan abad. Pendiriannya kurang lebih pada abad ke-9.
Soal akses lokasi, tidak perlu bingung. Pasalnya, Candi Bubrah bertempat di jalan utama Jogja-Solo yang sudah pasti dilewati beragam moda transportasi. Layanan kunjungan di sana mulai dibuka pada pukul 06.00-17.00 WIB. Tarif tiketnya sekitar Rp 30.000 untuk satu orang wisatawan domestik. Jika Anda datang dari luar negeri, tarifnya menjadi Rp 200 ribuan rupiah. (Humas/ADVERTORIAL)
Caption Foto:
Bupati Sri Mulyani saat berada di Candi Plaosan Prambanan. Harapkan candi ini jadi objek wisata yang diminati masyarakat.