Solar Mulai Dirasakan Sulit di Sebagian Wilayah Surakarta

Spread the love

SOLO (poskita.co) – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar keberadaannya mulai sulit didapatkan di beberapa SPBU di wilayah Soloraya.

Sulitnya mendapatkan BBM jenis Solar di beberapa SPBU di wilayah Soloraya ini dibeberkan salah satu LSM Lembaga Penyelamat Aset dan Anggaran Belanja Negara Republik Indonesia (LAPAAN-RI)

Ketua LSM Lapaan RI Kusumo Putro mengatakan kelangkaan BBM jenis solar ini mulai dirasakan sejak awal bulan Agustus lalu.

Dari data konsumsi keseharian SPBU yang di peroleh LAPAAN-RI, ungkap Kusumo, rata-rata SPBU menjual 3 kilo liter perhari. Sedangkan jatah yang kini diberikan oleh Pertamina untuk SPBU hanya 8 kilo liter per 3-4 hari.

“Pertamina juga telah memberitahukan bahwa stok pengiriman solar hingga beberapa hari kedepan akan berkurang dari biasannya. Jika jatah biasannya sebanyak 8 ton, namun hari ini belum diketahui berapa jatah yang akan diberikan Pertamina,”papar Kusumo dalam konferensi pers, di Solo, Jawa Tengah, Senin (3/9/2018).

SAMSUNG CAMERA PICTURES
Beberapa SPBU yang sudah kehabisan Solar. SPBU yang sudah habis Solarnya yaitu SPBU Tempen, Sekarpace, dan SPBU dekat tiongting, Palur.

“Bila ini dibiarkan, banyak pengusaha besar dan kecil yang gulung tikar,”katanya.

Kusumo menduga, kondisi dimana pasokan Solar sulit didapat, seperti premium diganti pertalite, Pertamina akan menggantikan Solar dengan Dex yang harganya perliter Rp 10.500 dan dexlite yang harganya Rp9000 perliter.

Sementara itu, Fahrudin mandor dari SPBU Tempen nomer 4457509 membenarkan solar di SPBUnya kosong.

Menurut Fahrudin, saat ini posisi Solar di SPBU miliknya sudah tidak ada. Dimana, mulai 1 September, sistem kitir (penjatahan) mulai diberlakukan.

“Pembatasan Solar sendiri mulai dilakukan pada pertengahan Agustus. Dan dikitir diterapkan mulai awal September,”papar Fahrudin.

Sebelumnya, ungkap Fahrudin, pihaknya mendapatkan Solar sebanyak 8 KL perhari. Namun saat ini SPBUnya mendapatkan jatah 8 KL solar untuk dua hari.

Dengan kondisi tersebut jelas pihak SPBU membatasi penjualan solar pada konsumen. Dimana untuk kendaraan yang memiliki roda lebih dari enam, solar di batasi.

“Seperti truck tronton itu kami batasi solarnya hanya dapat 200 liter – 300 liter,”ungkapnya.

Terpisah, Area Manager Communication Relation JBT dan DIY Andar Titi Lestari mengatakan, Pertamina menjamin pasokan Solar Subsidi sesuai dengan kebutuhan rata-rata normal supply kepada konsumen pengguna melalui SPBU di seluruh Soloraya.

Yang mana kebutuhan rata-rata normal januari hingga mei sebesar 604,9kl. Pada bulan juli 2018 ada peningkatan konsumsi yang sangat tinggi yaitu mencapai 760,5kl.

Sehingga ada kenaikan yang tajam sebesar 26%. Untuk itu, pertamina menyalurkan kebutuhan solar sesuai dengan kondisi normal januari hingga mei.

“Jadi tidak ada pembatasan, tapi pertamina menyediakan solar sesuai dengan normalnya pembelian di bulan januari hingga juni 2018. dan tidak ada solar habis, karena kami tetap menyediakan dexlite dan pertamina dex” ujar andar titi lestari.

“Sebagai informasi, bahwa solar itu adalah barang bersubsidi, sehingga ada quota yang harus di Patuhi agar subsidi pemerintah tidak semakin membengkak dan penggunaannya pun bisa lebih tepat sasaran” tambahnya.

Jadi sekali lagi, ungkap Andar, tidak ada pengurangan supply solar subsidi dan tersedia stok di spbu sesuai dgn kebutuhan. Pertamina tetap menyediakan jenis solar, tidak hanya bio solar, tapi juga dexlite dan pertamina dex di seluruh spbu di soloraya. (Uky)