Sekwan DPRD Kota Surakarta Gelar Diskusi Kelompok Terbatas Gandeng Sejumlah Stake Holder
SOLO (poskita.co) – Sekretariat (Setwan) DPRD Kota Surakarta, Jumat (26/1), bertempat di gedung DPRD Kota Surakarta, menggelar Diskusi Kelompok Terbatas (DKT) yang melibatkan sejumlah unsur stake holder yang ada di kota Surakarta, seperti kalangan budayawan, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kota Surakarta, SKPD, kalangan media, serta unsur pimpinan anggota DPRD.
Sesuai dengan tema pembangunan Kota Surakarta di tahun 2019 mendatang yaitu, “Pengembangan daya saing kota didukung kemandirian masyarakat berbasis kearifan budaya”, serta prioritas pembangunan kota Surakarta di tahun 2019 yaitu “Menjaga keadilan antargolongan dalam kelompok masyarakat”, Sekwan DPRD Kota Surakarta sudah berupaya melakukan persiapan sejak kini, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) – nya.
“Tujuan dari DKT yang kita laksanakan ini adalah untuk menyempurnakan kerja, menerima saran dan masukan dari peserta DKT guna melengkapi rencana kerja Setwan DPRD di tahun 2019. Dan tentu saja untuk menguatkan komitmen dan dukungan stakeholder,” ujar Ketua Setwan DPRD Kota Surakarta, Tri puguh Priyadi dalam diskusi tersebut.
Sedangkan keluaran yang diharapkan dari DKT ini, mendapatkan rumusan, rancangan awal kerja perangkat daerah, dan daftar delegasi DKT tingkat kota ke forum perangkat daerah dan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) RKPD sebanyak 3 orang. Sementara itu, sejumlah isu yang diangkat dalam diskusi antara lain, masih belum optimalnya pencapaian target penetapan Perda dengan Propemperda, belum optimalnya jumlah dan kualitas keterlibatan tenaga ahli dalam tugas-tugas pendampingan DPRD, kurang optimalnya tenaga ahli fraksi dalam membantu fraksi dewan, juga belum optimalnya aspirasi masyarakat yang disampaikan pada anggota DPRD dapat terealisasi.
Sejumlah stake holder dalam diskusi menyampaikan saran dan masukannya. Seperti kalangan budayawan yang meminta agar rumah rakyat yaitu gedung DPRD lebih menunjukan kearifan lokalnya, terkait dengan ornament mau pun bentuk bangunan gedung, mengingkat kota Surakarta juga identik sebagai kota budaya. Sedangkan dari unsur PHRI yang juga dilibatkan dalam diskusi, mengingat perannya cukup penting dalam menyambut dan menyediakan akomodasi tamu-tamu dari daerah lain yang sedang melaksanakan tugas kerja di kota Surakarta. Sementara peran media, baik cetak, elektronik, mau pun on line, juga punya andil besar sebagai penghubung informasi antara wakil rakyat dan masyarakat.
“Semua saran dan masukan dari stakeholder yang mengikuti diskusi ini, akan kita tampung dan dan menjadi bahan masukan bagi kerja Setwan DPRD Kota Surakarta di tahun 2019,” ujar Tri Puguh Priyadi.
Dalam diskusi kelompok terbatas Setwan DPRD Kota Surakarta juga disampaikan acuan jumlah besaran anggaran untuk rencana program dan kegiatan di tahun 2019, sehingga diharapkan adanya transparansi dalam hal penggunaan APBD dan dapat dipertanggungjawabkan. (endang paryanti)