Antisipasi Hoax di Tahun Politik 2018, Kominfo Gandeng Lintas Agama

Spread the love

SOLO (poskita.co) –  Untuk mengantisipasi penyebaran hoax dan konten media sosial yang berbau SARA di tahun politik 2018, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) menggandeng lintas agama.Hal ini disampaikan Hipolitus Layanan selaku Plt Direktur Layanan Informasi Internasional Kominfo, Senin (18/12).

“Untuk mengantisipasi penyebaran HOAX dan penggunaan medsos yang berbau SARA, kami menggandeng beberapa elemen lintas agama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Walubi, PHDI, elemen gereja dan juga elemen agama yang lainnya, ” tuturnya dalam acara diskusi bertema menggalakkan Etika Jurnalistik untuk Nitizen.

Edukasi diberikan oleh Kominfo dari hulu ke hilir terhadap komunitas atau kelompok masyarakat dan bekerjasama dengan lintas agama supaya memberikan berita bermanfaat.

Langkah yang dilakukan kominfo ini untuk meminimalisir  isu SARA yang mungkin saja terjadi pada tahun politik 2018, mengingat hal tersebut pernah terjadi pada pemilihan Presiden 2014 lalu, dimana nitizen menggunakan media sosial menyebarkan berita tidak benar serta SARA sekaligus mengkotak kotakkan masyarakat.

Kominfo tidak bisa serta merta melakukan pemblokiran terhadap akun yang menyebar hoax. Hanya saja jika ada pihak yang merasa dirugikan bisa mengajukan laporan terkait keberadaan akun tersebut dan ditindak secara hukum.

“Acuan kami dari adanya laporan itu, tidak bisa melakukan penutupan sendiri. Meskipun kami juga punya tim yang melakukan pengawasan,” tandasnya

Hal sama juga dikatakan Freddy H Tulung selaku tenaga ahli menteri komunikasi dan informatika bidang komunikasi publik. Jumlah pengguna internet mencapai 132, 7 juta per orang dan 98,2 juta menggunakan smartphone. Mereka melakukan gathering and sharing information menjadi citizen journalism dan mengancam eksistensi media arus utama.

“Lupa waktu, digital autism,ruang publik dunia maya. Hal ini cenderung dirasakan para pengguna smartphone saat ini, ” jelas Agus Sudibyo, pemerhati medsos.

Dalam acara tersebut Niken Setyawati selaku Koordinator masyarakat anti hoax soloraya mengatakan sama. Dan pembicara Marah Sakti Siregar dari perwakilan PWI justru nitizen diajak gabung olehnya dan diberi pendidikan jurnalistik. (agung santoso)