Proyek Jalan Macet, Besi Cor Dibongkar Warga
SRAGEN (poskita) – Pengerjaan proyek jalan Kayungan-Sambirejo, Plupuh, Sragen
dinilai amburadul. Pasalnya, proyek jalan kabupaten dengan anggaran Rp
3,8 miliar macet sejak dua minggu terakhir. Warga yang geram nekat
membongkar besi begesting, karena proyek jalan panjang 1,5 km tak
segera dilanjutkan. Parahnya, besi sabungan yang digunakan dioplos
jenis ulir dan biasa.
Salah satu warga setempat Samino mengungkapkan, pengerjaan proyek
jalan itu baru berjalan sekitar 500 meter. Hanya saja, sejak dua
minggu lebih proyek jalan itu macet.
“Penyebabnya sendiri kami tidak tahu, padahal besi begesting telah
dipasang. Karena mengganggu jalan masuk pemukiman dan tak ada
kepastian kapan dilanjutkan,terpaksa begesting itu dibongkar warga,”
papar Samino, minggu kemarin.
Dikatakan Samino ada sejumlah kejanggalan dalam pengerjaan proyek
jalan yang dinilai tak sesuai dengan bestek. Seperti untuk dasar
cor-coran yang seharusnya dikeruk lebih dulu sedalam 5 cm, namun
kenyataanya hanya 3 cm. Kemudian beton yang seharusnya dengan
ketebalan 25 cm, namun saat pengecoran ketebalannya diduga dikurangi 1
cm.
“Selain itu pengerjaan awal sepanjang 500 meter itu, ada beberapa
bagian yang kondisi cor beton juga sudah retak-retak. Melihat kondisi
itu, warga sendiri menginginkan kualitas pengerjaan proyek jalan harus
bagus,” ujar Samino.
Senada diungkapkan NGadinem, warga Plupuh khususnya Dusun Kayungan,
Sambirejo sudah memimpikan jalan depan rumahnya bagus. Karena sejak 8
tahun terakhir, jalan alternatif Gemolong-Mojosongo, Solo itu rusak
parah.
“Sayang, disaat dilakukan perbaikan pengerjaanya terlihat asal-asalan,
selain itu sudah dua minggu lebih tidak dikerjakan,” ucap Ngadinem.
Koordinator LSM PUsaka Nusantara Sragen Ujang Nuriyanto mengatakan,
pengerjaan proyek itu ditengarai bermasalah. Karena besi untuk
menyambung pengecoran dioplos besi ulir dan biasa.
“Jelas dengan temuan itu, pengerjaan proyek tak sesuai bestek dan spek
yang ada. Diyakini bila proyek itu diteruskan kualitasnya tidak tahan
lama,” tandas Ujang.
Sementara Kepala DPU-PR Sragen Marija saat dikonfirmasi wartawan,
mengatakan munculnya persoalan itu pihaknya telah meminta rekanan
untuk segera diperbaiki.
“”Soal besi ulir dan standar segera diperbaiki. Hanya saja, yang harus
dipahami dalam pengerjaan proyek itu yang benar besi standar, meski
besi ulir lebih kuat dan dalam peruntukkanya sesuai proyek jalan itu
yang benar malah besi standar,” papar Marija. (Carten)