Sensasi Air Terjun Jumok Gugah Warga Wonokerto

Spread the love

Wonogiri, (Poskita.co) Karena sering jadi tempat main anak-anak, air terjun Jumok yang melintas di kawasan tanah kas desa di Dusun Kedungsono, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri, digarap menjadi obyek wisata alam.
Air yang mengalir tanpa pernah kering dan sensasi terjun bebas dari tebing ditingkah derai air terjun, diharapkan menjadi daya tarik potensial untuk mengundang wisatawan.
“Setiap sore air terjun jumok jadi tempat main anak-anak. Padahal sebelum kami garap, kawasan ini sangat liar bahkan terkesan angker,” tutur Kadus Kedungsono, Trisno Widodo, di lokasi air terjun, Rabu (23/8/2017).
Karena sudah menjadi tempat wisata anak-anak desa Wonokerto, serta pertimbangan banyaknya obyek wisata yang populer karena mempunyai sumber daya air berlimpah, perangkat desa Wonokerto sepakat mengembangkan air terjun jumok sebagai obyek wisata daerah.
“Hulu sungai air terjun jumok merupakan mata air yang tak pernah surut airnya,” jelas Trisno.
Semangat masyarakat Wonokerto untuk memiliki sebuah obyek wisata ternyata sangat besar. Mereka rela berswadaya demi mewujudkan impian itu. Sehingga sejak enam bulan lalu, air terjun jumok berketinggian sekitar 30 meter itu mulai digarap.
Dari semula hanya secara manual, yakni membabati tanaman liar di tebing yang mengelilingi air terjun untuk menghilangkan kesan angker, akhirnya pembangunan melibatkan alat-alat berat.
“Semula tak ada jalan masuk ke lokasi ini. Tapi sekarang infrastruktur jalan sudah kami siapkan menggunakan mesin baghoe. Biaya yang keluar sudah lebih dari Rp 100 juta,” tutur Trisno.
Lebih jauh, rencana pembangunan obyek wisata mengembang. Pasalnya saat mesin baghoe mengeruk lahan, muncul mata air dengan debit cukup besar di sepanjang dinding tebing. Dari sini muncul gagasan memanfaatkan mata air untuk kolam renang.
“Kepala Desa dan tokoh-tokoh masyarakat dari kalangan pengusaha mendukung rencana pembangunan kolam renang. Rencana kolam renang itu panjangnya 65 meter dan lebarnya 10 meter,” kata Trisno.
Hal senada disampaikan Godo Sriyanto dan Sularto. Keduanya pengusaha lokal yang selama ini berperan sebagai donator pembangunan. Mereka bahkan menggagas areal rafting di aliran sungai jumok dengan memanfaatkan derasnya air yang mengalir.
Meski begitu, para tokoh masyarakat Desa Wonokerto sadar, proyek wisata Jumok tidak akan selesai secara maksimal tanpa campur tangan pemerintah.
“Biaya pembangunan sedikitnya mencapai Rp 1,5 milyar. 50 persennya mungkin bisa kita penuhi dengan menghimpun dana masyarakat. Sehingga kami berharap pemerintah membantu dana agar proyek bisa segera selesai,” ucap Godo Sriyanto. (Widi)