Gabah Anjlok Petani Rugi Jutaan

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Para Petani di Sragen merugi belasan juta rupiah, Minggu (28/2). Menyusul harga gabah yang anjlok musim panen ini. Bahkan turunnya harga dinilai tidak wajar. Saat panen normal, gabah satu hektar bisa dihargai Rp 30-35 juta, namun saat ini hanya Rp 15-17 juta.

Salah satu petani, Sukarno, warga Desa Plupuh, Kecamatan Plupuh mengungkapkan panen raya kali ini harga benar-benar hancur. Dia menyampaikan untuk panen yang sawahnya di tepi jalan, sehingga lebih mudah dihargai maksimal Rp 20 juta per hektar. Sedangkan petani yang sawahnya jauh dari jalan hanya sekitar Rp 15-17 juta per hektar.

”Jelas kita rugi, karena kemarin saja pupuk juga non subsidi, pupuk subsidi tidak cukup. Kalau Cuma dihargai segitu ya tidak seimbang,” ujarnya.

Dengan demikian, menurutnya penjualan gabah turun sekitar 60 persen dari penjualan normal. Dia menjelaskan pada umumnya para petani menjual langsung ke penebas apapun kondisi padi di sawah. Karena jika memaksakan memanen sendiri juga butuh biaya lagi.

Pihaknya tidak tahu penyebab merosotnya harga gabah. Sebagai petani biasa, dia berharap pemerintah bergerak dan mengeluarkan kebijakan yang bisa menyelamatkan petani. ”Kita tidak tahu harus bagaimana, yang jelas kita butuh kehadiran pemerintah saat petani menangis seperti saat ini,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperketapang) Sragen Ekarini Mumpuni menyampaikan agar petani mengeringkan padinya lebih dahulu agar tidak terlalu anjlok. ”Jika dijual di sawah, harganya tentu turun. Kadar airnya tinggi. Sebaiknya hasil panen dikeringkan dahulu. Ada beberpa kelompok tani sudah diberi bantuan pemerintah berupa alat pengering. Itu bisa dimaksimalkan,” terang Eka. (Cartens)