Menyiasati PJJ Bahasa Jawa dengan Media Film Kartun

Spread the love

ARTIKEL POPULER 

Satrini

Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa

SMK Negeri Jenawi

 

Tidak ingin penularan Covid-19 semakin merajalela, pemerintah melalui Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk memindahkan ruang belajar ke dunia maya. Program tersebut bernama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

Pembelajaran Jarak Jauh memiliki tantangan tersendiri yang harus dilakukan para guru. Kreativitas para guru sangat dibutuhkan dalam pelaksanaannya sehingga mereka harus keluar dari gaya konvensional. Mereka juga dituntut harus lebih inovatif dalam menyiapkan materi dan mekanisme pembelajaran. Termasuk memanfaatkan seluruh potensi teknologi yang ada untuk membantu  pelaksanaan pembelajaran pembelajaran.

Penulis adalah juga seorang guru yang memiliki kewajiban untuk turut serta menyukseskan jalannya pembelajaran jarak jauh. Pada mata pelajaran bahasa Jawa yang diampunya, penulis memberikan kegiatan belajar dengan memanfaatkan teknologi berupa media film kartun. Penulis menerapkan media film kartun berbahasa Jawa untuk meningkatkan keterampilan berdialog bahasa Jawa pada siswanya di kelas X SMK Negeri Jenawi.

Alasan penulis menyiasasi PJJ bahasa Jawa melalui media film kartun berbahasa Jawa karena adanya kesulitan berbahasa yang dialami oleh siswa di antaranya tidak mampu memahami dialog bahasa Jawa dan dalam menyusun teks berdialog berbahasa Jawa, dikarenakan kurangnya kosakata bahasa Jawa yang dimiliki, serta siswa lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan berbicara adalah kemampuan berbahasa yang bersifat aktif produktif. Berbicara dikatakan aktif karena pembicara melakukan aktifitas untuk menyeleksi hal-hal yang akan diungkapkan dan media yang akan digunakan. Formulasi antara isi dan media menghasilkan sebuah produk, yaitu tuturan. Oleh sebab itu, berbicara disebut keterampilan berbahasa yang aktif dan produktif.

Tarigan (1983:14) menyatakan bahwa berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan.

Media tersebut diharapkan dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa tidak merasa bosan. Menurut Asryad (2013:50), film merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu.

Sedangkan Sadiman (2011:45) berpendapat bahwa kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbolsimbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.

Media pembelajaran berdialog menggunakan media film kartun berbahasa Jawa penulis gunakan sebagai media pembelajaran di sekolah pada KD parikan/wangsalan. Penulis menyediakan film kartun berbahasa Jawa yang berupa cerita rakyat yang penulis akses dari aplikasi youtube. Penulis mengirimkannya pada whatshApp grup kelas yang penulis ampu.

Dengan siswa mengamati dialog yang ada pada film kartun tersebut, siswa mendapatkan banyak kosakata bahasa Jawa baik ngoko maupun krama. Penulis mengarahkan siswa untuk membiasakan berbicara menggunakan bahasa Jawa baik dalam ragam ngoko maupun ragam krama, sehingga siswa mampu berbicara sesuai dengan unggah-ungguh basa.

Melalui media film kartun berbahasa Jawa, membuat kondisi pembelajaran bahasa Jawa di kelas X SMK Negeri Jenawi menjadi menyenangkan, tidak membosankan dan memperkuat imun para siswa. Para siswa pun tidak merasa keberatan untuk mempraktikkan dialog bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk evaluasi mata pelajaran bahasa Jawa serta demi meningkatnya keterampilan berbicara menggunakan bahasa Jawa secara baik dan benar. Penggunaan media film kartun ini merupakan siasat jitu untuk mensukseskan PJJ.

 

Editor: Cosmas