Menciptakan Pembelajaran Daring yang Menyenangkan

Spread the love

Artikel Populer

Sudarsono, S. Pd
Guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri 2 Jatiyoso

Pembelajaran daring yaitu pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa tidak melalui tatap muka. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk pencegahan penularan covid 19. Guru dan siswa tetap senang dapat melakukan komunikasi dalam rangka pembelajaran. Setiap pertemuan dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran, Adapun pedoman penyusunan RPP terbaru berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 14 tahun 2019 adalah menggunakan RPP 1 lembar.
Pembelajaran daring di masa pandemi covid 19 yang paling efektif adalah menggunakan media WhatsApp dan dipadukan dengan menggunakan Google form, karena media ini sudah populer dan setiap siswa sudah mampu mengoperasikan dengan baik. Dimulai dengan pembentukan grup WhatsApp di setiap kelas guru memberikan arahan dan bimbingan kepada para siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media WhatsApp antara lain dimulai dengan absensi kelas agar tidak menyita waktu yang banyak maka absensi ini dilaksanakan 1 jam sebelum pelajaran dimulai dan dilakukan oleh masing-masing wali kelas caranya dengan menulis absensi kelas pada hari dan tanggal berlangsungnya pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan penulisan absensi yang berisi nomor urut, nama lengkap siswa dan nomor urut absensi siswa. Atau istilah lainnya di buatkan list daftar kehadiran siswa.
Setelah semua siswa mengisi daftar hadir guru yang mengajar pada hari tersebut menyapa dengan mengucapkan salam atau ucapan selamat pagi kepada para siswa.
Baru kemudian Guru menyampaikan apersepsi yang berisi tentang motivasi dan peranan Pentingnya menjaga kesehatan dengan selalu mematuhi protokol kesehatan untuk menghindari penularan covid 19.
Dilanjutkan dengan menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari pada saat itu, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa tahu tujuan yang akan dicapai pada pertemuan itu. Juga tidak boleh lupa guru menyampaikan sumber belajar atau referensi yang dibutuhkan untuk mendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sumber belajar yang baik adalah sumber belajar yang dimiliki oleh siswa sehingga memudahkan siswa untuk menyimak memahami dan menerima apa yang dijelaskan oleh guru. Contoh sumber belajar atau referensi bahan ajar yang sudah dimiliki oleh siswa adalah buku paket siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan pada saat itu antar lain buku paket kurikulum 2013 yang sudah dibagikan oleh sekolah. Referensi lain adalah menggunakan internet yaitu dengan membagikan tautan sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan pada saat itu.
Meskipun kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring dengan Whats App namun konsep dasar kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 dengan model saintifik yang meliputi 5 m tetap diterapkan. Apabila salah satu langkah terlewatkan maka proses pembelajaran menjadi kurang sempurna. 5 m yang dimaksud adalah kegiatan mengamati, menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi dan yang terakhir adalah mengomunikasikan.
Gambaran pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar melalui WhatsApp dengan model saintifik guru diantaranya dengan memerintahkan siswa melakukan pengamatan terhadap materi yang sedang dibahas sesuai dengan referensi yang digunakan langkah kedua guru memberikan pertanyaan kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat memahami dan juga dapat merangsang proses berpikir siswa tentang apa yang dibahas atau dipelajari pada saat itu selain itu juga memberikan kesempatan siswa menanya terhadap apa yang diamati yang dimungkinkan siswa belum paham. Setelah para siswa mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru melalui pengamatan langsung yang mendalam dan membaca buku referensi yang dianjurkan oleh guru serta membaca artikel-artikel melalui link internet yang dibagikan oleh guru serta bantuan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa maka para siswa dapat membuat kesimpulan dan menemukan pemahaman yang tepat terhadap permasalahan atau pokok bahasan yang dipelajari pada saat itu.
Langkah berikutnya adalah para siswa diajak untuk mengumpulkan informasi dalam bentuk tulisan atau laporan yang disusun secara sistematis dan logis langkah ini disebut dengan langkah mengasosiasi, setelah tersusun sebuah laporan siswa diarahkan untuk mampu menjelaskan apa yang sudah dipelajari untuk diberikan kepada orang lain atau sesama siswa dalam grup WhatsApp kelas langkah ini sering disebut dengan mengomunikasikan. Kemudian ditanggapi oleh siswa yang lain. Meskipun dengan daring siswa antusias untuk mengikuti satu persatu langkah yang telah diberikan oleh guru terbukti setiap kali ada pertanyaan dari guru, siswa berebut untuk menjawab baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk suara atau voice notes dan bila ditemui jawaban yang kurang tepat dari salah satu siswa maka siswa yang lain membantu memberikan penjelasan atau masukan. Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung sesuai dengan alokasi waktu yang telah dijadwalkan oleh sekolah guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang dipelajari.
Kemudian agar siswa termotivasi untuk selalu belajar setiap saat sebelum pelajaran diakhiri guru sudah menyiapkan postes untuk dijawab oleh siswa. Soal postes ini sudah disiapkan oleh guru sebelum pelajaran dimulai dengan menggunakan google form atau disebut dengan google formulir yaitu alat yang berguna untuk membantu merencanakan dan memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa dapat mengumpulkan informasi dengan mudah dan efisien. Agar pertanyaan sampai kepada murid maka guru membagikan link google form yang sudah dibuat sebelumnya.
Dari kegiatan praktek pembelajaran daring yang sudah yang dilaksanakan dan dipraktekkan ditemui bahwa para siswa begitu semangat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring menggunakan aplikasi aplikasi whatsapp dan dipadukan dengan menggunakan google form yang merupakan bagian dari google drive sehingga melalui kegiatan daring ini siswa tidak kehilangan waktu untuk belajar dan meraih prestasi.

Editor: Cosmas