Rebut Ketua DPD II Golkar Potensi Kuat Bidik Karanganyar 1

Spread the love

KARANGANYAR, POSKITA.co – Posisi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Karanganyar yang terpilih nanti sangat memiliki peluang besar untuk maju di Pilkada 2024. Mengingat peroleh kursi legeslatif 11 kursi, membuat partai Golkar bisa mengusung jagonya sendiri. Maka tak heran bila terjadi pertarungan sengit dua kandidat Ilyas Akbar M dan Anung Marwoko untuk memimpin Golkar Karanganyar. Maka tak heran membuat jadwal Musda DPD II Golkar Karanganyar belum jelas.

Dosen Komunikasi Universitas Boyolali Roso Prajoko memaparkan, sebelum melihat potensi dan peluang para kandidat, dilihat dulu soal syarat pemilihan Ketua DPD II Golkar. Ada 2 syarat untuk menjadi ketua DPD, yaitu di bab 5 pasal 12.

Poin 1 syarat sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Golkar, yaitu administrasi meliputi aktif di pengurus satu periode di tingkatannya maupun di bawahnya. Pernah mengikuti pelatihan dan pendidikan kader. Memiliki prestasi dedikasi, loyalitas dan tidak tercela. Memiliki kapabilitas dan aksebilitas. Tidak pernah terlibat G 30 S PKI. Meluangkan waktu dan sanggup bekerjasama secara kolektif di partai Golkar.

“Kemudian aktif di Partai Golkar sekurang kurangnya 5 tahun dan tidak pernah menjadi anggota partai lain,” ulas akademisi yang juga pengamat politik ini, Sabtu (12/9).

Selanjutnya, Roso Prajoko yang juga mantan komisioner KPU ini, setelah administrasi terpenuhi, syarat yng kedua figur calon yang memiliki kemampuan managerial dan dapat diterima oleh anggota partai golkar . Sehingga jika kedua syarat di atas terpenuhi, maka para kandidat akan bersaing untuk mendapatkan pemegang hak suara tergntung dari tatib yang dibuat.

“Jika merujuk pada pemilihan ketua umum DPP Golkar, maka diperlukan minimal 30 persen suara dari pemegang hak suara,” jelasnya.

Dikatakan Roso Prajoko, munculnya dua figur yang kuat Anung dan Ilyas dinilai sama-sama memiliki basis massa yang kuat. Karena mereka telah teruji di publik. “Anung yang meraup suara terbanyak dalam pemilihan legeslatif kemarin, sebagai wakil ketua DPRD Karanganyar. Sementara Ilyas yang dikenal sebagai sang putra mahkota Bupati Karanganyar sebagai Ketua AMPG sayap partai Golkar Karanganyar,” beber Roso.

Jadi, tutur Roso, pemilihan Ketua DPD II Golkar Karanganyar akan berlangsung sengit. Karena masing-masing kandidat punya pendukung yang kuat. Namun, karena kekuatan yang mungkin sama, tidak menutup kemungkinan terjadi deadlock.

“Jika deadlock, mestinya akan terjadi kompromi politik. Karena pada dasarnya Partai Golkar lebih mengutamakan musyawarah mufakat daripada ribut-ribut dalam pemilihan Ketua DPD. Karena selama ini trendnya, Partai Golkar berakhir damai,” kata Roso. Sedangkan munculnya nama Ilyas sebagai kandidat ketua DPD Golkar Karanganyar, kata Roso, akan muncul penilaian sebuah dinasti.

Soal dinasti, bisa saja ini merupakan sisi negatif dari Ilyas yang merupakan putra Bupati Karanganyar. Namun di persyaratan tidak ada larangan anak bupati memimpin sebuah partai. Hanya saja dilihat dari sisi etika politik memang cenderung kurang bijak saja.

“Tetapi sepanjang yang bersangkutan mampu menunjukkan prestasi dan dapat diterima publik partai Golkar nggak masalah,” ucap Roso.

Menurut Roso, karena Ketua DPD II Golkar terpilih nanti akan menyiapkan calon bupati pada tahun 2024. Sehingga terpilihnya Ketua DPD II Golkar sebagai langkah awal menjadi Karanganyar 1, yang memang cukup untuk mengusung calonya sendiri. Soal siapa yang berpeluang, lanjut Roso, kedua-duanya berpeluang. Hanya saja faktor figur ini sangat penting dalam memenangkan pertarungan. Faktor figur dapat dilihat dari kemampuan managerial partai, mampu menyelesaikan persoalan partai, dekat dengan rakyat dan diterima kader. Ini yang akan memenangkan pertarungan. (Cartens)

Caption Foto:
Dosen Komunikasi Universitas Boyolali, Roso Prajoko.