Peran Pendidikan Dalam Pembentukan Jiwa Wirausaha

Spread the love

Dwi Yulianto  SPd
SMK Bhakti Karya Karanganyar

 

Pada awal abad 20, entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi satu kajian hangat, karena perannya yang penting dalam pembangunan ekonomi. Dan Sampai saat ini, konsep kewirausahaan masih terus berkembang.

Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sangat bernilai dan berguna bagi dirinya maupun orang lain.

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya, bersahaja dan berusaha untuk meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.

Adalah Schumpeter yang mengatakan bahwa jika suatu negara memiliki banyak entrepreneur, negara tersebut pertumbuhan ekonominya tinggi, dan akan melahirkan pembangunan perekonomian yang tinggi pula.

Jika suatu negara ingin maju, jumlah entrepreneurnya harus banyak ‘Enterprenuership is driving force behind economic growth‘. Kirzner mengatakan, kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan.

Rasionalisasinya, jika seseorang memiliki kewirausahaan, dia akan memiliki karakteristik motivasi/mimpi yang tinggi (need of achievement), berani mencoba (risk taker), innovative dan independence.

Karena sifatnya ini, dengan sedikit saja peluang dan kesempatan, seorang wirausaha mampu merubah, menghasilkan sesuatu yang baru, relasi baru, akumulasi modal, baik berupa perbaikan usaha yang sudah ada (upgrading) maupun menghasilkan usaha baru. Dengan usaha ini, akan menggerakan material/bahan baku untuk “berubah bentuk” yang lebih bernilai, sehingga konsumen mau membelinya.

Pada proses ini akan terjadi pertukaran barang dan jasa, baik berupa sumber daya alam, uang, sumber daya sosial, kesempatan maupun sumber daya manusia. Dalam ilmu ekonomi, jika terjadi hal demikian, itu berarti ada pertumbuhan ekonomi, dan jika ada pertumbuhan ekonomi berarti ada pembangunan.

Meskipun seorang wirausaha belajar dari lingkungannya dalam memahami dunia wirausaha, namun ada pendapat yang mengatakan bahwa seorang wirausaha lebih memiliki  streetsmart daripada booksmart, maksudnya seorang wirausaha lebih mengutamakan untuk belajar dari pengalaman (streetsmart) dibandingkan dengan belajar dari buku dan pendidikan formal (booksmart).

Pandangan ini masih perlu dibuktikan kebenarannya, jika pendapat tersebut benar maka secara tidak langsung usaha-usaha yang dilakukan untuk mendorong lahirnya jiwa kewirausahaan, lewat jalur pendidikan formal pada akhirnya sukar untuk berhasil.

Terhadap pendangan di atas, masalah pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha. Bahkan, kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan.

Namun demikian, juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seoranga wirausaha. Sumber kegagalan kedua, adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalamam lapangan. Oleh karena itu, perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha.

Dalam mengembangkan kemampuan berwirausaha, bekal yang diperlukan berupa pengetahuan keilmuan yang lengkap. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, seorang wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan, untuk menunjang kegiatan serta mau belajar meningkatkan pengetahuan.

Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk mencapai tujuan, pendidikan disini berarti pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan atau teori sebagai landasan berpikir.

Editor: Koestawa