Laboratorium  Membentuk Karakter Siswa

Spread the love

RUANG  GURU

Oleh: Sudarno SPd MPd

Guru SMP Negeri 2 Jatiyoso, Karanganyar

 

Laboratorim  bukan sekadar untuk praktikum IPA. Pembelajaran berbasis laboratorium ternyata bisa untuk membentuk karakter siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan upaya memahami berbagai fenomena alam secara sistematik. Hakekat pembelajaran IPA memiliki empat dimensi yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Sikap berkaitan dengan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

Proses berkaitan dengan prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah yang meliputi merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan penyelidikan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Produk IPA meliputi, prinsip, hukum, dan teori. Aplikasi berkaitan dengan penerapan metode ilmiah dan produk IPA dalam kehidupan sehari-hari. Keempat dimensi di atas merupakan ciri IPA  yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan manakala pembelajaran tersebut mampu menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

Demi menciptakan pembelajaran IPA sebagaimana tersebut di atas maka diperlukan laboratorium dan media pembelajaran yang mendukung terciptanya pembelajaran IPA yang kreatif. Pembelajaran  IPA selama ini  masih didominasi dengan metode ceramah, pembelajaran cenderung  berpusat pada guru, siswa hanya menghafal konsep-konsep. Alat- alat laboratorium belum dimanfaatkan dan dikelola secara maksimal.

Berdasarkan kondisi tersebut,  diperlukan usaha untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan alat-alat laboratorium, maka pembelajaran berbasis laboratorium sebagai salah satu cara untuk dapat membantu siswa dalam meningkatkan  keterampilan  proses sains yang dapat membangun karakter siswa.

Keterampilan proses sains sebagai pendekatan dalam pembelajaran sangat penting karena dapat menumbuhkan pengalaman dalam proses belajar. Pengalaman yang dimaksudkan berupa bekal untuk menggunakan  metode ilmiah dalam memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimilikinya melalui kegiatan praktikum, karena melalui kegiatan praktik siswa akan terlibat dalam penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau praktik alat.

Pembelajaran berbasis laboratorium siswa diajak untuk dapat berperan aktif dalam mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada dalam dirinya. Bentuk peran aktif ini dikondisikan oleh guru melalui praktikum yang ada didalam laboratorium, sehingga pelajaran menjadi lebih menyenangkan karena siswa terlibat langsung dalam mengkontruksi pemahaman yang mereka dapatkan. Pembelajaran berbasis laboratorium merupakan konsep pembelajaran  sains yang dipadukan dengan pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains.

Pembelajaran berbasis laboratorium dapat membentuk karakter pada siswa yaitu:

a). Keterampilan berfikir

Keterampilan berfikir yang dikembangkan dalam pembelajaran berbasis laboratorium yaitu keterampilan berfikir tingkat tinggi. Indikator berfikir tingkat tinggi meliputi: membangkitkan keingintahuan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa, memandang informasi yang sama dari sudut yang berbeda, mampu meramalkan dari informasi yang terbatas. Keterampilan berfikir dilakukan dengan cara berfikir tentang banyak masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat timbul pertanyaan mengapa, bagaimana, dan apa penyebabnya dan pada akhirnya siswa mampu memecahkan masalah.

b). Bekerja keras

Pembelajaran berbasis laboratorium diperlukan ketekunan dan keuletan dalam melakukan percobaan dan pengamatan. Siswa menyiapkan bahan yang dapat digunakan sebagai praktikum dilinkungan dilingkungan.

c). Kejujuran

Kejujuran diperlukan dalam pembelajaran berbasis laboratorium mulai dari siswa mengerjakan pre-test, mencacat data, pengamatan, menjawab pertanyaan berdasarkan data dan pengamatan, dan melaksanakan post-tes.

d). Kerja sama

Kerja sama antara siswa dan guru sangat diperlukan selama pembelajaran berbasis laboratorium baik sebelum pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Pembelajaran berbasis laboratorium siswa harus menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran. Adanya pembagian tugas yang baik antara siswa akan membawa dan menyiapkan tugasnya masing-masing.

Pembelajaran berbasis laboratorium selain dapat membentuk karakter siswa seperti keterampilan berfikir, bekerja keras, jujur, dan kerja sama ternyata dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran dengan alasan dapat membuat materi pelajaran lebih mudah dipahami dan lebih menyenagkan sehingga lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

 

Editor: Cosmas