Menelisik Jurusan Jenuh di SMK

Spread the love

Oleh: Yati  SPd MSi

 Guru SMK Negeri Jumantono 

 

Sekolah Menengah Kejuruan harus terus berbenah agar tetap bisa eksis. Selain itu, perlu penataan dan  pengembangan program pendidikan yang seksama agar konsep link and match terwujud.

Selain itu,  outcome SMK sebagai penyedia SDM dengan Dunia Usaha dan Dunia Induestri (DUDI) sebagai pengguna tenaga kerja benar-benar terwujud dan sinergi terhadap kebutuhan Pembangunan Nasional. Banyak lulusan SMK yang tidak terserap kerja karena kompetensi yang dimiliki sudah dianggap jenuh.

Mengapa jenuh? karena sudah banyak peserta diklat yang memiliki kompetensi keahlian tertebut. Jurusan di SMK yang bisa dikategorikan jenuh seperti Administrasi Perkantoran  (Manajemen Bisnis). Kalaupun SMK masih membuka pendaftaran siswa jurusan yang jenuh, maka harus bisa mengukur serapan pasar/dunia industri pada lulusannya. Jika serapan pasar ke jurusan itu sedang turun, maka SMK harus membekali peserta diklat dengan keahlian minor. Agar SDM yang menjadi outcome-nya dapat terserap di DUDI. Kalau DUDI butuhnya hanya sedikit maka jangan menerima siswa banyak, karena akan kasihan siswanya. SMK harus bisa melihat trend jurusan ke depan yang bisa memenuhi kebutuhan industri.

Banyak lulusan SMK yang belum terserap kerja, beberapa alasannya karena kompetensi keahlian yang dimiliki sudah tidak dibutuhkan oleh industri. Dengan kata lain, jurusan tersebut sudah jenuh.  Alasan  lainnya,  karena kualitas lulusan yang tidak memenuhi standar minimal industri. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional  perlu  pengembangan kurikulum yang berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan serta kepentingan peserta didik dan lingkunganya. Kurikulum SMK dikembangkan dengan memperhatikan  peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya. Perkembangan kurikulum harus memperhatikan relevansi dengan kebutuhan kehidupan.

Perkembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Upaya pengembangan kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional merupakan keniscayaan. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidkan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang ke arah pengembangan manusia seutuhnya.

Sejalan dengan hal tersebut, SMK mempersiapkan suatu penataan yang terencana,  terprogram dan terpadu,  tertuang dalam visi dan misi sekolah untuk memberikan gambaran informasi tentang kondisi Sekolah. SMK  berusaha keras agar dapat berfungsi sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Profesi. Sekolah Menengah Kejuruan, sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang berkualitas dan berorientasi pada life skills. Maka, SMK banyak  membuka program keahlian baru dengan harapan animo masyarakat dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif.

Untuk menyempurnakan kurikulum, sekaligus memperhatikan kebutuhan masyarakat, maka SMK memandang perlu untuk membuka kelas baru dengan Program Studi Keahlian baru, sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

  1. Masyarakat sekitar atapun stakeholder di lingkungan sekolah mendukung dengan dibukanya program baru mengingat pengembangan kompetensi program keahlian baru.
  2. Sesuai dengan kebutuhan peserta didik, yang harus dimiliki untuk mengantisipasi pasar global.
  3. Memiliki sumber daya cukup memadai di bidang keahlian yang dibuka.
  4. Khususnya kompetensi, sumber daya yang dimiliki berupa tenaga pengajar dan sarana prasarana. Tenaga pengajar yang dimiliki berpendidikan S1 di bidangnya, serta guru normatif dan adaptif yang cukup memadai dengan kualifikasi pendidikan, serta mempunyai perpustakaan, laboratorium dan hots spot area.
  5. Berdasarkan minat para calon siswa dan memungkinkan untuk dijangkau siswa yang berasal dari daerah manapun juga, termasuk dari luar kota.

Pembukaan Program Studi Keahlian baru adalah sarana untuk mengantisipasi jurusan jenuh yang ada di SMK. Pembukaan jurusan baru dengan tujuan untuk menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam rangka membekali kompetensi peserta didik supaya dapat digunakan untuk bekal hidup kelak.

Berpartisipasi aktif dalam mensukseskan program pemerintah untuk mengubah formasi 60:40 bagi SMK. Mengembangkan kurikulum kompetensi kejuruan yang relevan dengan kebutuhan DU/DI. Menyiapkan tenaga terampil ditingkat menengah dalam rangka mengisi pembangunan.

Sasaran dari pembukaan program Studi Keahlian baru adalah seluruh siswa kelas SMP yang telah lulus di wilayah sekitar. Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan seiring dengan tuntutan perkembangan pendidikan. Ada tiga hal yang perlu dilakukan, yaitu meningkatkan mutu profesionalisme guru, meningkatkan mutu layanan peserta didik dan melengkapi sarana dan prasarana sesuai dengan Standar Pelayanan minimal. (*)

Editor: Cosmas