10 Penggurit Lereng Lawu Siap Luncurkan Antologi

Spread the love

KARANGANYAR (poskita.co) – Sepuluh penggurit lereng Gunung Lawu segera menerbitkan antologi geguritan, demikian kesimpulan sarasehan Komunitas Kiai Damar Sesuluh, Sabtu (25/01/2020) di Karanganyar.

Kurator antologi geguritan, Kustawa Esye menjelaskan, dari sepuluh pencipta geguritan (puisi Bahasa Jawa), sudah terkumpul 70 geguritan, saat ini naskahnya sudah selesai editing dan siap proses cetak.

Dijelaskan juga, hal paling menarik dalam proses penciptaan puluhan geguritan ini, hampir keseluruhan penggurit di Bumi Intanpari ini, bukan berlatarbelakang pengarang dan atau penulis.

“Selebihnya, mereka juga berlatarbelakang profesi berbeda. Ada karyawan swasta, perangkat desa, guru, mahasiswa dan lainnya,” kata Kustawa Esye yang juga Ketua Komunitas Kiai Damar Sesuluh (Spirit Religius, Cultural & Education), kepada poskita.co.

Karena itulah, tema dan karakteristik masing-masing geguritannya juga beragam. Walau demikian, lanjut pria yang akrab disapa Cak Koes ini, terhimpun dalam satu bunga rampai antologi geguritan ‘edi peni’ dan sarat pesan religius serta moral spiritual.

Dalam sarasehan yang digelar di RM Warung Tegal Karanganyar tadi juga terungkap, baik kurator maupun penggurit sepakat  mentargetkan, akhir Pebruari 2020 antologi geguritan mereka sudah terbit dan dilaunching ke publik.

Para penggurit yang telah siap mempublikasikan karya ciptanya yang masuk genre sastra Jawa tadi, tiga diantaranya perempuan; Putri Bungsu (Tusilah), Anna Yuniati, dan Murwantini.

Tujuh kainnya kaum Adam, masing-masing; Bambang Prie, Wahyu Paijodikromo, Woso Suparno, Yan Edi dan Kustawa Esye selain sebagai kurator antologi juga menyertakan karya cipta geguritan terbarunya. (sta/*)

Caption Foto:
Para penggurit lereng barat Gunung Lawu yang akan menerbitkan antologi geguritan.