Gelombang Disrupsi,  Ini Tantangan Guru Masa Kini

Spread the love

Oleh: Sri Sugiastuti

SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta

 

Banjir kecanggihan teknologi terus mendesak maju, bahkan dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0. Arus globalisasi disinyalir mampu mengubah konsep struktur dan kompetensi yang dibutuhkan dunia pekerjaan. Gelombang disrupsi pun muncul hampir bersamaan, tak seorang pun bisa menolaknya.

Ada apa dengan gelombang disrupsi? Apakah ada pengaruhnya kepada guru? Tentu saja ada. Yang pasti, revolusi dan gelombang disrupsi mampu mengubah cara pandang pendidikan di Indonesia. Perubahan ini bukan sekadar pada cara mengajar, tetapi lebih pada konsep pendidikan itu sendiri yang lebih hakiki.

Bagaimana menyiapkan kualifikasi dan kompetensi guru yang berkualitas. Karena guru harus tidak sekadar melek teknologi. Mereka harus menguasai sepenuhnya, hingga bisa memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya.

Dunia pendidikan, khusunya guru dituntut menjadi garda terdepan yang mengawal siswanya agar siap menghadapi gelombang disrupsi. Guru lebih proaktif dengan cara banyak membaca, baik buku informasi, jurnal, dan karya tulis ilmiah. Tujuannya adalah supaya tidak minim informasi. Pengembangan diri guru era disrupsi dan revolusi industri 4.0 harus selalu di-update jangan sampai terhenti.

Ada tiga hal yang menjadi tantangan guru masa kini. Pertama menyiapkan anak untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada. Kedua, menyiapkan anak untuk bisa menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum muncul. Ketiga,  menyiapkan anak untuk bisa menggunakan teknologi yang sekarang, teknologinya belum ditemukan. Ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah.

Sebesar apapun dampak dari gelombang disrupsi, peran pendidik tidak bisa tergantikan. Karena peran pendidik yang tidak hanya meningkatkan kompetensi pendidik, namun juga mengajarkan nilai-nilai yang sejalan dengan prinsip kemanusiaan. Tetapi terobosan harus tetap dijalankan oleh guru masa kini.

Upaya yang harus dilakukan, salah satunya dengan peningkatan kompetensi guru menjadi hal yang mutlak dilakukan di samping peran untuk membumikan keilmuan. Ilmu bertujuan untuk memajukan harkat dan martabat manusia dan bukan sebaliknya pada era disrupsi dan revolusi industri 4.0.

Sekarang ini, sekolah bukan hanya menjadi pendukung melainkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi dengan semangat perubahan. Untuk itu, sekolah perlu memainkan peran bagi perubahan dan inovasi-inovasi sosial dalam era disruptif.

Sudahkah guru siap dan menyikapi dengan senang hati? Karena setiap hari guru mengajar dengan cara yang berbeda. Setidaknya ada 4 kualifikasi dan kompetensi guru yang dibutuhkan di era disrupsi dan revolusi industri 4.0 saat ini.

Pertama, educational competence, yaitu kompetensi pendidik atau pembelajaran berbasis internet of thing sebagai basic skill. Kedua, guru punya kompetensi membawa siswa memiliki sikap enterpreneurship dengan teknologi atas hasil karya inovasi siswa. Ketiga, guru tidak gagap terhadap berbagai budaya dan unggul memecahkan problem nasional. Keempat, guru memiliki kompetensi memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan dan strategi yang akurat.

Sebesar apapun gelombang disrupsi, dan industri berulang berevolusi, guru tetaplah guru yang punya hati untuk membentuk akhlak yang baik sebagai modal hidup siswanya. Mari hadapi gelombang disrupsi dengan positif thinking. (*)

Editor: Cosmas