Workshop Video Kreatif Hantar Mahasiswa Prodi TV dan Film ISI Surakarta Raih Dana Hibah Kemenristekdikti

Spread the love

SOLO, (poskita.co) – Empat mahasiswa Prodi TV dan Film ISI Surakarta berhasil meraih dana hibah Kemenristekdikti dari Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) lewat program mereka yang bernama PENDAPA WETAN (Pemberdayaan Pemuda Penguat Promosi Desa Wisata Trangsan). Keempat mahasiswa tersebut adalah Daniel Andhika Morgana, Sigit Rizal Hidayat, Firdana Bilankawa, dan Alpin Ramadhian.

Keempat mahasiswa tersebut memberikan pelatihan kepada 10 pemuda remaja di kawasan Desa Wisata Rotan Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo yang berlangsung dari tgl 30 April sampai 19 Mei 2019.

“Tujuan dari pelatihan adalah untuk mengajarkan bagaimana mempromosikan Desa Wisata Rotan Trangsan melalui video kreatif, kemudian di unggah ke media sosial (Instagram, Youtube), agar desa tersebut bisa semakin dikenal oleh masyarakat luas,’ jelas dosen pendamping kegiatan, Nur Rahmat Ardi Candra Dwi Atmaja kepada poskita.co (8/5/2019).

Bentuk kerja dari program tersebut menyelenggarakan workshop, pembuatan akun media sosial, dan melakukan pembimbingan terkait proses-proses dalam membuat video kreatif. Pelatihan ini dilakukan setiap Sabtu dan Minggu selama empat minggu.

Program ini sekaligus bersamaan dengan adanya event Grebeg Penjalin IV yang diadakan pada tanggal 30 April.

“Melalui program PKM-M ini diharapkan akan tumbuh motivasi dari mahasiwa kami khususnya dari Program Studi Televisi dan Film. Saat ini proposal PKM-M-nya lolos didanai oleh  Kemenristekdikti di tahun anggaran 2019 ini. Harapannya dengan PKM-M yang berjudul “Pemberdayaan Pemuda untuk Desa Wisata Trangsan” ini dapat menghasilkan beberapa ide-ide kreatif terkait dengan bagaimana peran pemuda khususnya desa Trangsan,” lanjut Candra.

Daniel Andhika Morgana selaku ketua kegiatan menjelaskan bahwa pemilihan tema PPM di Desa Wisata Rotan Trangsan berdasarkan hasil riset awal yang berkaitan dengan kendala maupun tantangan yang dihadapi oleh desa tersebut.

Masalah utama pada penyampaian informasi produk yang terbatas. Hasil produksi kerajinan rotan di desa Trangsan ini sudah diekspor ke mancanegara tetapi justru penduduk lokal malah kurang mengetahui tentang potensi  Desa Wisata Rotan tersebut. Masalah lainnya adalah kurang peka atau kurang pedulinya para pemuda desa dengan perkembangan desanya sendiri. Padahal, banyak dari mereka sudah mempunyai smartphone yang canggih, namun hanya dimanfaatkan sekedar main game dan sibuk komen di medsos belum menggunakannya untuk hal yang lebih produktif, padahal berkreasi di era digital sekarang ini sangat terbuka luas.

“Dari temuan itu maka kami mempunyai ide membuat suatu program  yang bernama PENDAPA WETAN (Pemberdayaan Pemuda Penguat Promosi Desa Wisata Trangsan) Melalui Video Kreatif. Bentuk kerja program ini yaitu memberi pelatihan kepada pemuda remaja tersebut untuk berkreasi mempromosikan Desa Wisata Rotan Trangsan melalui video kreatif, selanjutnya bisa diupload di sosial media, misalnya youtube dan Instagram. Program ini jelas menjawab pergumulan yang tengah dihadapi oleh desa tersebut. Melalui program ini diharapkan Desa Wisata Rotan Trangsan dikenal oleh masyarakat luas,” jelas  Morgana. (Aryadi)