Rawan Laka, 36 Lintasan Tanpa Palang Ditutup

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Sebanyak 36  perlintasan dari 505 perlintasan Kereta Api (KA) tanpa palang pintu di wilayah DAOP 6 Yogyakrta ditutup untuk menekan terjadinya angka kecelakaan lalu lintas. Kebijakan itu sebagai salah satu Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta tanpa palang pintu di Desa Jetak, Kecamatan Sidoarjo, Sragen, Jumat (3/5).

Aksi Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api didasari tingginya angka kecelakaan di perlintasan sebidang. Data dari PT KAI pada tahun 2018 jumlah korban kecelakaan diperlintasan, yang terjadi kereta tertemper dengan kendaraan bermotor sebanyak 395 kejadian. Korban meninggal sebanyak 59 jiwa dan luka ringan 77 orang serta luka berat 109 orang.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan kereta api, yang dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan sesuai dengan tugas pokok dan kewenangan masing-masing,” jelas Kasubdit Audit dan Inspeksi Keselamatan Direktorat Kereta Api, FJ. Arisman Harefa dalam acara sosialisasi.

Sosialisasi Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api dilakukan di Sidoarjo karena lokasinya tergolong rawan kecelakaan. Belum lama ini satu hari dua kecelakaan tertampar kereta api. Menurut Arisman, mengingat banyaknya desakan masyarakat pihaknya akan mengusulkan palang pintu diperlintasan sebidang Desa Jetak.

“Kalau Undang-undang Perkeretaapian memang semua perlintasan sebidang
harus ditutup. Tapi akan kami usulkan perlintasan palang pintu, karena ini dobel trek, berbahaya. Tapi tidak mungkin sekarang dipasang,” ujar dia.

Pihaknya berharap masyarakat tertib berlalulintas. Utamanya kepada generasi muda agar tidak main-main dengan perlintasan KA. Pihaknya juga menyambut positif usulan adanya petugas penjaga perlintasan sebidang tanpa palang pintu yang dibiayai dari daerah. Seperti mengoptimalkan kinerja Linmas.

“Masyarakat perlu memahami Kereta itu angkutan massal. Ya agak bersabar sedikit. Lebih baik menunggu beberapa menit asalkan selamat,” tandasnya.

Sementara itu Manager Rel Jalan dan Jembatan Daop VI Yogyakarta Bondan
Muntiliya menyampaikan, di area Daop VI terdapat 505 perlintasan sebidang KA. Dari jumlah tersebut sudah ditutup 36.

“Dari 505 tanpa penjaga itu 294 titik, dan liar 70 titik. Sementara dari Purworejo sampai Kedung Banteng (Ngawi) serta Solo-Gundih 36 titik kita tutup.”

Kades Jetak Siswanto mengatakan, di desanya terdapat dua perlintasan tanpa palang pintu. Setiap tahun selalu ada kecelakaan yang memperihatinkan.

“Wilayah kami ini terpisah oleh rel kereta api, kami harap jangan ditutup. Masyarakat sangat berharap ada palang pintu perlintasan, kalau tidak minimal ada sinyal isyarat tanda kereta akan melintas. Kami akan mengusulkan kepada Bupati agar ada penjaga di sini, kalau dana desa bisa untuk honor kami siap,” jelasnya. (Cartens)