Sulap Media Kulit Beras Jadi Lukisan Sang Pamomong

Spread the love

BOYOLALI (poskita.co) – Seniman harus memiliki daya imajinasi dan kreasi tinggi sebelum berkarya. Konsep berkarya tegas dan lugas yang dituangkan dalam wahana yang pas tentu saja menciptakan hasil karya yang mumpuni.

Kedua prasyarat soba diterapkan seniman Boyolali, Ki Djoko Sutedjo, lewat karya terbarunya.

Ki Djoko, sapaan seniman asal Dukuh Pelang, Bade, Klego, berinovasi melukis wayang Semar dengan perantara/media dari kulit beras (berambut).

Awalnya Ki Djoko melihat limbah kulit beras milik tetangganya yang memiliki usaha selepan beras. Ia mengamati berambut menumpuk menggunung di gudangnya. Sisa-sisa sampah selepan ini berserakan tidak berguna.

Ki Djoko lantas punya ide untuk membuat lukisan tokoh Punakawan ini dari limbah berambut. Tak perlu membutuhkan waktu lama, percobaan/eksperimennya ternyata berhasil menjadi sebuah lukisan yang bernilai seni tinggi. Hanya butuh waktu lima hari saja, lukisan ciptaan sosok yang lama menetap di Kota Lumpia ini jadi.

“Wayang zaman dahulu dibuat dari daun rontal, kulit pohon (kayu), di bebatuan, setelah itu dibuat dari kulit sapi/kerbau. Kali ini saya berhasil membuat lukisan dari sampah panen padi,” terangnya. Sosok peraih berbagai piagam penghargaan ini memang gemar berkreasi. Salah satunya adalah lukisan wayang Semar dari kulit beras.

“Memang seniman itu harus banyak berinovatif, kreatif serta produktif,” katanya.

Nama Ki Djoko sudah tidak asing lagi di dunia seni lukis. Ia dikenal sebagai salah satu pencipta lukis wayang yang kreatif. Berbagai pameran lukisan sudah digelarnya di kota-kota besar di Indonesia. Karyanya yang cukup fenomenal adalah melukis tokoh Semar terkecil 1998 silam. (Theo)

Caption Foto: Ki Djoko.