Festival Bocah Dolanan, Menumbuhkan Kreativitas dan Cinta Dolanan Tradisi

Spread the love

Anak-anak terlihat berpakaian khas Jawa, membawakan dolanan anak-anak bertema Gerhana Bulan. Sambil bernyanyi, bermain, dolanan yang terkenal di era 70-80-an, anak-anak unjuk kebolehan.

Sanggar Kridha Budaya,  menampilkan dolanan anak-anak yang selama ini telah tenggelam. Kelompok ini tampil menarik dengan  menyajikan dolanan anak-anak khas zaman old.

“He.. kae ana gerhana matahari,” ujar salah satu anak.

Salah satu penampilan

Kemudian saling bersahutan, bercerita, tentang gerhana bulan. Ada yang menganggap bulan dimakan buto (raksasa). Namun, disesuaikan dengan perkembangan zaman now, gerhana bulan dijelaskan karena adanya peristiwa alam.

Diiringi dengan musik ala anak-anak, kethuk kenong, dan musik ala jimbe, dolanan anak-anak pun berlangsung meriah.

“Yang penting, anak-anak berani tampil di muka umum, mandiri, dan memiliki kepribadian yang baik,” kata Bunda Peni kepada Poskita.co.

Mereka membawakan bal-balan ala kampung, lagu ABC, permainan kucing tikus, ninidhok (boneka setan). Mereka terlihat asyik, kompak, dan penuh kegembiraan.

 Pemusik

Farel, salah satu peserta, mengaku senang dengan ikut festival dolanan bocah.

“Saya senang bisa ikut melestarikan dolanan melalui festival dolanan bocah,” kata Farel.

Sementara Laura, juga merasa bangga bisa terlibat dalam festival kali ini.

“Saya bangga, turut melestarikan tradisi Jawa,” kata Laura.

Fafa,  yang sudah beberapa kali tampil dalam seni pertunjukan, juga mengaku senang ikut nguri-uri budaya Jawa.

“Saya senang, bisa turut melestarikan budaya Jawa,” ujar Fafa.

COSMAS