Seru!  Siswa Lomba Membau Empon-empon dan  Engklek Batok

Spread the love

Solo (Poskita.co)

Pagi itu, anak-anak terlihat memegang benda yang telah dibungkus warna merah, lalu didekatkan ke hidung, dicium-cium, untuk menebak benda apa dibalik bungkus tersebut. Sebagian ada yang tahu, yang lain bingung, malah ada juga yang bersin-bersin karena tak terbiasa membau kunyit, jahe, kencur, hingga lengkuas.

“Senang bisa ikut lomba. Saya sudah belajar membau empon-empon saat di rumah,” kata Barbara, kelas 2, yang ikut  lomba membau empon-empon. Ia bersama tiga temannya Jia-jia dan Aurelia adu cepat dan tepat dalam menebak macam-macam empon-empon dalam bungkus merah.

Hizkia,  kelas 4, juga terlihat  serius mengikuti lomba. Ia pun mencium empon-empon dengan teliti, tapi sayang, belum selesai membau 5 empon-empon, waktu sudah habis.

“Lomba ini untuk menyambut hari Kartini, mengenalkan kepada anak tentang empon-empon yang dikenal sebagai bumbu dapur dan sebagai jamu. Harapannya anak-anak tahu empon-empon sejak dini dan bisa membedakan antara kunyit, jahe, kencur, hingga lengkuas,” kata Sutrisno SPd, Kepala SD Kanisius Keprabon 02.

Salah satu guru, Yosef, menuturkan anak-anak antusias mengikuti lomba. Ekspresi siswa pun lucu-lucu, karena membau hal yang tak terbiasa, khususnya bagi anak laki-laki.

“Seru banget. Ada yang cengar-cengir, karena tidak bisa membedakan apakah yang dibau lengkuas, kunyit, jahe atau kencur,” ujar Yosef.

 

Di halaman sekolah, juga dilaksanakan lomba unik, yaitu engklek menggunakan batok kelapa. Lomba ini termasuk heboh dan seru. Ada anak yang jatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan, ada juga yang sudah mendekati finish tapi batoknya pecah, sehingga lomba pun diulang.

“Saking semangatnya, batoknya sampai pecah,” ucap Selfie, guru olahraga.

Ada juga juga lomba membatik, mulai dari motif bunga, burung hantu, kupu-kupu, hingga topeng.  Walau tidak menggunakan canting, tetapi menggunakan kuas, aksi ini sangat menarik karena untuk mengenalkan sejak dini tentang dasar-dasar membatik.

“Kita kenalkan dasar-dasar membatik kepada anak-anak,” kata Via, guru sekolah setempat.

Lomba tembang jawa, dilaksanakan di aula sekolah, untuk menggelorakan para siswa mencintai dan mengenal budaya Jawa. Mereka menyanyikan lagu Sluku-sluku batok, Padhang Bulan, dan lainnya.

COSMAS