Si Unyil Kembali Hadir Dengan Format Animasi dan Sangat Indonesia

Spread the love

SOLO (poskita.co) – Tiap Senin Wage (Senin Wagen), di panggung Gesang Omah Sinten digelar acara rutin untuk memperingati kelahiran Mbah Gesang. Biasanya pemutaran dan diskusi film, malamnya pentas keroncong.  Di peringatan kali ini, memutar film animasi Si Unyil dan mengundang pembuatnya dari Animasi Manimonki, Amin Wibawa sebagai kepala Unit Pelatihan Animasi Manimonki dan Yudatama Ceo Animasi Manimonki, Senin (25/17).

“Manimonki di solo memang spesial pertama kali untuk menfasilitasi produksi film Si Unyil, diproduksi kembali oleh Badan Perfilman Nasional (BPN), diproduseri oleh Telkom, dan dipercayakan kepada 5 studio yang ada di di Indonesia diantaranya Bali, Bandung, Jogya, Malang dan Solo,” jelas Amin Wibowo.

Lebih lanjut Amin menjelaskan bahwa sebenarnya serial animasi Si Unyil ini sudah tayang di salah satu  tv kable milik Telkom dan kebetulan yang mendanai pembuatan produksi film animasi Si Unyil adalah PT. Telkom tapi diserahkan ke Perusahaan Film Negara (PFN) yang dulunya juga memproduksi film Si Unyil dalam bentuk sandiwara boneka.

Menurut Ceo Animasi Manimonki, Yudatama, ide untuk membangkitkan tokoh Si Unyil ini  sudah  lama dan baru terwujud. Tokoh Si Unyil sebetulnya sudah dikenal lama namun kalah dengan film-film animasi dengan format kekinian dan kini mau dibangkitkan dengan format yang lebih modern dan kekinian.

“Unyil yang sekarang menggunakan cerita baru, karakternya juga lebih diperbarui dengan tetap menjaga cara lamanya dia seperti pakai sarung, peci, kanan kiri masih ada kebon tebunya, dan masih pakai kartu pos, itu bisa memicu anak-anak untuk bertanya kepada orang tuanya, kartu pos itu apa sih bu,” jelas Yudatama.

Cerita Si Unyil vesi baru sengaja dibuat sangat Indonesia dengan menampilkan tokoh baru dari Indonesia Timur. Misi utama pembuatan film animasi Si Unyil, untuk menjaga kesatuan Indonesia melalui animasi.

“Memang sengaja kita bikin transisi lama jadi baru, pingin tetep menjaga cerita lama cuma lebih ke ranah anak-anak jaman sekarang. Misalnya permainan kelereng, gobak sodor, masih ada dan anak-anak sekarang bisa bertanya kepada ibunya apa itu main kelereng dan gobak sodor,” jelas Yudatama.

Dalam cuplikan filmnya diceritakan mbok Bariyah yang menunggu anaknya pulang, dia mempersiapkan kepulangannya dengan mengadakan pesta yang mewah bahkan mengundang bapak Bupati untuk menyambut kepulangan anaknya. Di sisi lain Si Unyil dan kawan-kawannya sepulang dari main bola, dirumahnya menemukan kartupos, setelah dibaca ternyata kartu pos untuk mbok Bariyah dari anaknya, yang menyebutkan bahwa anaknya tidak jadi pulang. Si Unyil dan kawan-kawannya berunding untuk menyampaikan kabar kartu pos itu, ternyata semua tidak ada yang tega untuk menyampaikan kepada mbok Bariyah, akhirnya menyuruh pak Ogah, ternyata pak ugah sesampainya di rumah mbok Bariyah juga tidak tega. Akhirnya si Unyil dan kawan-kawannya dengan berat hati menyampaikan kepada mbok Bariyah bahwah anaknya tidak jadi pulang, betapa soknya mbok Bariyah. (aryadi)