Sungai Dengkeng Meluap, Perkampungan di Bayat Kebanjiran
KLATEN (poskita.co) – Awal musim hujan datang benar-benar membuat masyarakat di negeri ini menangis. Hujan deras mengguyur di pulau jawa misalnya, telah merepotkan masyarakat dengan hadirnya banjir bandang.
Termasuk di Kabupaten Klaten ini, setidaknya hujan tanpa henti sejak Senin petang sampai Rabu pagi, 27-29 November 2017, ada 6 kecamatan di 12 desa yang terdampak luapan sungai dan berakibat banjir. Wilayah Kecamatan Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas dan Karangdowo, sepertinya sudah langganan banjir.
Camat Bayat Edy Purnomo menyatakan, desa yang berada di sisi kanan-kiri sungai Dengkeng, bisa dipastikan mengalami kebanjiran. Jalan kampung di sekitar makam Sunan Pandanaran Desa Paseban sampai satu meteran.
Kampung Patoman, Desa Krikilan juga tak luput dari banjir luapan sungai Dengkeng. Selain itu banjir juga melanda warga di Desa Kebon, Beluk, Jotangan, Wiro, Tawangrejo, dan Talang. Untuk memberikan pelayanan bantuan, didirikan pos dapur umum di balai desa Beluk yang didukung BPBD, PMI dan relawan lainnya.
“Untuk warga di Desa Beluk ada 19 kepala keluarga (KK) yang terdampak rumah kebanjiran. Mereka mengungsi di rumah Sutardi di dukuh Cungkrungan RT 3/RW 4, desa Beluk dengan jumlah 18 jiwa dan 14 balita dan 4 dewasa,” jelas Edy Purnomo sebelum berikan bantuan ke korban banjir di balai desa Kebon, Rabu siang (29/11).
Di Cungkrungan masih ada 14 jiwa lagi yang posisinya di rumah masing-masing. Juga ada yang ngungsi di rumah Slamet dukuh Belum atau belakang Polsek Bayat dengan 2 KK dihuni 5 jiwa. 1 KK tidak mau mengungsi, meskipun air banjir masuk rumah setinggi 30-60 cm dengan alasan balita usia 19 hari.
Imbas banjir ini, kata Edy, ratusan hektar sawah dan areal pemukiman penduduk kebanjiran. Wilayah Kecamatan Bayat ini memang jadi langganan banjir dan tetap diwaspadai juga adanya tanah longsor di sekitar perbukitan di Bayat ini. (aha)