Anwar Sanusi: Alokasi Bumdes Untuk Pengembangan Ekonomi Desa

Spread the love

SOLO (poskita.co) – Tahun anggaran 2018, dana desa untuk padat karya bisa digunakan untuk mengurangi pengangguran lewat pengembangan usaha di desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Hal ini dikatakan Sekretaris Jenderal Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT),  Anwar Sanusi usai acara BUMDes bertema Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Melalui BUMDes di Swiss Bellin Saripetojo Purwosari, Solo, Jawa Tengah, Senin (13/11).

“Kita lihat dari sisi alokasi BUMDes. Masih banyak desa yang setengah hati menganggarkannya. Dana desa memang untuk padat karya, tapi kita juga memberikan perhatian kepada pengembangan ekonomi,” ujarnya saat membuka kegiatan BUMDes Talk bersama pimpinan BUMDes se-Jawa Tengah dan DIY di Solo, Jawa Tengah.

Jumlah BUMDes mengalami peningkatan, dari 18.000 meningkat menjadi 22.000 BUMDes. Artinya, ada penambahan alokasi dana desa yang digunakan untuk mendirikan dan mengembangkan BUMDes. Dari  data Kemendes PDTT kalau jumlah BUMDes yang tersebar di seluruh wilayah didapati omsetnya mencapai di atas Rp 500 juta per tahun.

“Masih banyak desa yang belum mengetahui bisnis apa yang dikelola sehingga sebagian besar memilih usaha simpan pinjam, ” jelasnya

Dalam rangka pengembangan BUMDes, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah bekerjasama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Hadirnya BUMDes pada prinsipnya tidak boleh mematikan usaha masyarakat setempat.

” BUMDes Ponggok Klaten saja omsetnya mencapai Rp 12 miliar, ” tuturnya

Direktur BUMDes Karangreje, Wonosari, Gunungkidul, Ton Martono, mengatakan, bahwa Desa Karangrejek merupakan salah satu desa di Kabupaten Gunungkidul yang rawan kekeringan. Untuk mengatasi kekeringan itu pihaknya telah membangun PDAM desa yang beromset mencapai Rp 700 juta pertahun.

Kegiatan ini diikuti 75 pengurus BUMDes dari Jawa Tengah dan DIY untuk tukar pengalaman sekaligus diakhiri kunjungan ke Desa Ponggok guna mendapat wawasan dalam pengembangan BUMDes. (Agung Santoso)