ASGA Gelar Tari Wireng Gatot Kaca Antasena

Spread the love

SOLO (poskita.co) – Dalam rangka Tingalan Wiyosan Dalem Gusti Mangkunegara IX,  Akademi Seni Mangkunegaran  (ASGA), menggelar pertunjukan tari Wireng Gatot Kaca Antasena di Mangkunegaran Solo, Sabtu (4/11) malam.

“Acara ini diselenggarakan setiap 35 hari sekali, disesuaikan dengan Wiyosan Dalem Gusti Mangkunegara IX , yang dalam kalender Jawa jatuh pada Sabtu Pon,” jelas pimpinan penyelenggara, Hanif Dwi  Suparyanto (4/11).

Tari Wireng Gatot Kaca Antasena menceritakan kisah pertarungan dua anak Raden Werkudara, antara Raden Gatotkaca melawan Raden Antasena karena salah paham, Gatotkaca mengira yang membunuh Dewi Sembadra adalah Antasena.

“Tari Wireng Gatotkaca Antasena ini diambil dari cerita wayang lakon Sembadra Larung,” jelas Hanif.

Ceritanya berawal pada saat Antasena menemukan mayat seorang wanita yang dimuat dalam perahu. Dengan menggunakan Napakawaca, Antasena  menghidupkan wanita tersebut, yang tidak lain adalah Dewi Sembadra  istri Arjuna.

Tiba-tiba muncul Gatutkaca menyerang Antasena. Gatotkaca memang sedang ditugasi untuk mengawasi mayat Sembadra untuk menangkap pelaku pembunuhan terhadap bibinya itu. Sembadra yang telah hidup kembali melerai kedua keponakannya itu dan saling memperkenalkan satu sama lain. Antasena  dan Gatutkaca gembira atas pertemuan tersebut. Kedua putra Bima itu pun bekerja sama dan akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuhan Sembadra  yang sebenarnya, yaitu Burisrawa.

Versi gagrag Surakarta: Anak Bima ada 2 (dua), pertama R. Antasena yang juga dipanggil R. Antareja atau Hanantareja dari ibu Bathari Nagagini dan kedua R. Gatotkaca atau Tetuka anak dari Arimbi. (sat)