1.000 KARTUN BERTEMA KORUPSI: Sebuah aksi Nyata para Kartunis dukung pemberantasan Korupsi

Spread the love

Jakarta, 06 September 2017. Persatuan Kartunis Indonesia (PAKARTI) kembali menyatakan dukungannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam upaya memberikan edukasi bagi generasi penerus bangsa, membentuk intergritas serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi melalui gambar kartun. Kali ini, PAKARTI dan KPK bekerjasama mengumpulkan dan memamerkan 1.000 kartun bertemakan korupsi yang merupakan hasil karya 205 kartunis dari seluruh Indonesia.
Seluruh karya kartunis ini akan dipamerkan pada hari Kamis, 07 September di ajang IIndonesia International Book Fair 2017 yang berlangsung di Jakarta Convention Center. Aksi pameran 1.000 kartun hasil kerjasama PAKARTI dan KPK ini mendapatkan apresiasi dari pihak Museum Rekor Indonesia (MURI) yang mencatatnya sebagai sebuah “Rekor Pameran Kartun Terbanyak di Indonesia”.
Menurut Jan Praba, presiden PAKARTI,”Kerjasama dengan KPK ini menegaskan sikap para kartunis mengenai beberapa hal terkait korupsi yaitu Berantas Korupsi Tiada Henti, Berani Melawan Korupsi, Berperilaku Anti Korupsi, Berbudaya Anti Korupsi, Bersikap Anti Korupsi dan Berpikir Anti Korupsi. PAKARTI akan terus menunjukkan aksinya untuk melawan korupsi yang telah mendarah daging di negeri ini melalui karya-karya kartunnya.”
Lebih jauh Jan Praba mengatakan bahwa karya kartun yang dipamerkan pada aksi kali ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh, Medan, Jambi, Pekanbaru, Lahat, Lampung, Banten, Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Semarang, Solo, Yogya, Surabaya, Bali, Makasar, Kalimantan dan Papua. Selain itu, para kartunis yang terlibat dalam pameran kali ini berasal dari beragam usia, mulai dari anak SMA hingga kartunis senior berumur 74 tahun. “Kami cukup berbangga hati bahwa pada acara kali ini juga ada partisipasi dari beberapa siswa berkebutuhan khusus setingkat SMA yaitu 5 siswa Talenta dan seorang guru. Ini menunjukkan bahwa korupsi telah menjadi perhatian seluruh anggota masyarakat,” ungkap Jan Praba.
Selain itu, Jan Praba juga menambahkan bahwa topik korupsi di lingkungan legislatif/parlemen menjadi topik utama yang banyak dipilih oleh para kartunis. Ini menunjukkan bahwa masyarakat khususnya para kartunis masih sangat memberikan perhatian sekaligus harapan kepada para anggota dewan untuk membenahi diri agar bisa menjadi lembaga yang berdiri paling depan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat termasuk hak untuk terbebas dari korupsi yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Topik lain yang juga dipilih sebagai sumber inspirasi adalah korupsi di lingkungan lembaga eksekutif (pemerintahan) dan yudikatif (penegak hukum).
Akhirnya, Jan Praba berharap bahwa kerjasama dengan KPK dalam bentuk gerakan moral ini akan terus berlangsung sehingga informasi mengenai gerakan anti korupsi bisa menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, diharapkan gerakan moral ini diharapkan bisa menular kepada para kartunis lain yang saat ini belum ikut serta dalam kegiatan pameran. PAKARTI akan terus menunjukkan sikap sebagai organisasi yang menolak segala bentuk korupsi yang merugikan bangsa dan negara Indonesia.***